TERASBATAM.ID: Laksamana Muda TNI Dr. Suradi Agung Slamet, S.T., S.Sos., M.M., baru saja dikukuhkan sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Doktor Ilmu Pemerintahan (IKADIP) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Namun, perjalanan hidupnya Perwira Tinggi Angkatan Laut untuk meraih apa yang dicita-citakan penuh liku, perjuangan dan inspiratif.
Motivasi dari Keluarga Sederhana
Berasal dari keluarga sederhana, Suradi kecil harus berjuang keras untuk membiayai sekolahnya sendiri. Almarhum Soeyoto Hariwijaya, ayahnya seorang sopir truk, ibunya Almarhuma Umi Kalsum adalah pembantu rumah tangga. Jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja buat Suradi dan 5 orang saudara-saudarinya sebuah perjuangan yang tidak mudah ketika itu.
“Saya kerja apa saja yang bisa menghasilkan uang, bisa untuk makan, dan bisa ngasih makan keluarga,” kenangnya secara khusus kepada www.terasbatam.id, Sabtu (07/09/2024) seusai pengukuhannya sebagai Ketum IKADIP IPDN.
Meski hidup penuh keterbatasan, semangatnya tak pernah luntur bahkan berkurang sedikitpun untuk merahi cita-cita sebagai anggota militer. Menghabiskan masa kecil hingga sekolah menengah atas (SMA) di Blitar, Jawa Timur. Lahir pada 12 Januari 1967 dan diberi amanah saat ini sebagai Dosen Tetap di Universitas Pertahanan (Unhan) di Jakarta sejak 18 Desember 2023.
Suradi Agung Slamet adalah lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1991 atau angkatan 37 Dari kecabangan Korps Pelaut. Jabatan sebelumnya adalah Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Perencanaan Unhan. Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyio Sigit merupakan teman satu angkatannya dari matra Angkatan Darat dan Kepolisian.
Istimewanya Suradi adalah orang pertama yang meraih pangkat Laksamana Pertama di Angkatan 37, Ketika itu jabatan yang diembannya ialah Kepala Biro Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI. Tanggungjawab dan tugas di Lembaga tersebut dinilai memiliki tantangan tersendiri yang sukses dilakoninya sehingga pimpinan menilai Suradi layak menyandang pangkat Bintang satu.
Terinspirasi Jenderal Pertamina
Sebelum bergabung dengan TNI Angkatan Laut, sebenarnya Suradi muda telah mendapatkan pekerjaan yang juga banyak diimpikan oleh banyak, yaitu karyawan PT Pertamina yang ditempatkan di Kota Sorong, Papua. Namun, mimpinya menjadi seorang jenderal membuatnya memutuskan untuk mendaftar AKABRI dan meninggalkan pekerjaan sebagai pegawai di Pertamina.
“Waktu itu saya lihat, Pak Direktur utamanya, Pertamina itu kok jenderal, saya pengen jadi jenderal, gimana caranya?” ungkapnya. Ternyata, jalannya adalah melalui AKABRI.
Dengan tekad kuat, ia berhasil lulus dan memilih TNI AL sebagai tempat pengabdiannya.
“Saya yakin kalau kita mampu dan kita mau, pertama adalah kita memiliki kemauan dan kemampuan. Banyak yang mau tapi nggak mampu. Jadi kita mau dan mampu, kenapa tidak?” ujarnya penuh semangat.
Jenderal yang menjadi inspirasinya itu ialah Letnan Jenderal (Letjen) Purn TNI Ibnu Sutowo, Direktur Pertamina tahun 1968 – 1976, ketika itu siapa di Indonesia yang tidak kenal jenderal yang memimpin Pertamina saat berada di puncak masa kejayaannya. Ibnu Sutowo juga dianggap berjasa membuka dan mengembangkan Pulau Batam pada tahap awal ketika menjadikan Batam sebagai pangkalan logistic PT Pertamina yang selanjutnya menjadi sponsor utama pengembangan Kawasan industry Pulau Batam pada periode 1971 – 1976.
Perwira Tinggi Pertama di Angkatannya
Kegigihan dan dedikasinya membawa Suradi meraih prestasi luar biasa. Ia menjadi perwira tinggi pertama di angkatannya yang meraih bintang satu.
“Saya secara pribadi sih bangga dan senang. Tapi kan saya harus berjuang lagi, untuk boleh kenaikan pangkat selanjutnya,” katanya rendah hati.
Bersama pasangannya Nanik Iswahyuningsih, Suradi dikarunia 5 orang anak yang telah beranjak dewasa.
Ketua Umum IKADIP IPDN
Kini, Suradi dipercaya memimpin IKADIP IPDN. Ia terpilih secara aklamasi berdasarkan pemilihan dari tim formatur. Latar belakang pendidikan doktoralnya di bidang keamanan laut menjadi modal penting dalam memimpin organisasi ini.
Disertasi adalah masalah Bakamla, tentang organisasi Bakamla, fenomenal perlu diangkat, diteliti. Banyak Masyarakat tidak tahu, bahkan di Lembaga pemerintahan, karena di laut sudah banyak Lembaga, sementara pengguna laut banyak dianggap sebagai predator.
“padahal di dunia internasional, dalam situasi damai untuk mengurusi keamanan laut perlu adanya Bakamla yang urusannya bukan saja di dalam negeri, tetapi di luar negeri,” kata Suradi.
Suradi menyebutkan bahwa banyaknya perwira-perwira khususnya di TNI Angkatan Laut yang meningkatkan kemampuan akademis dengan belajar merahi jenjang strata Pendidikan doctoral didorong oleh keinginan pribadi untuk meningkatkan kompetensi diri dalam rangka berkompetisi tidak saja di internal namun juga diluar bidang militer.
Pesan untuk Generasi Muda
Kisah hidup Laksda TNI Dr. Suradi Agung Slamet adalah bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih mimpi. Dengan kemauan, kemampuan, dan kerja keras, siapapun bisa mencapai kesuksesan.
“Saya yakin apa yang saya peroleh ini adalah dengan niat dan tekat semangat yang kuat,” pesannya.
Laksamana Muda TNI Suradi Agung Slamet memiliki pengalaman tugas di berbagai bidang penempatan, antara lain: Kepala Biro Umum Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Kepala Dinas Pembinaan Potensi Maritim TNI AL (Kadispotmaral), Kasubdis Penum Dispenal, serta beberapa posisi strategis lainnya.
