TERASBATAM.ID: Politisi senior Partai Nasdem Lik Khai mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Batam dalam hal ini Dinas Perhubungan untuk membenahi system perparkiran di Batam yang dinilainya masih amburadul. Sistem pembayaran QRIS dinilai bukan solusi ditengah belum dibenahinya para Juru Parkir (Jukir) yang bertugas.
Lik Khai mengatakan sistem parkir di Kota Batam masih amburadul. Pasalnya masih banyak Juru Parkir (Jukir) liar yang belum diatasi.
“Seharusnya ini dulu dibenari. Dishub harus transparan mana saja titik parkir resmi,” tutur anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri ini kepada www.terasbatam.id, Kamis (12/09/2024).
Lik Khai menilai pembayaran metode QRIS ini kurang maksimal diterapkan di Kota Batam. Pasalnya masih banyak juga orang yang tidak menggunakan mobile Banking ataupun E-Money.
“Jadi gimana kalau orang yang sudah lansia gak paham mereka pakai Qris. Lagian tarifnya hanya Rp 2 ribu atau Rp 4 ribu. Terlalu kecil untuk bayar pakai QRIS,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, Dishub juga harus memaksimalkan parkir berlangganan. Ia meminta agar Dishub bisa mencetak dan menjual stiker parkir berlangganan lebih banyak.
“Inilah salah satu mencegah kebocoran parkir,” katanya.
Pelaksanaan pembayaran retribusi parkir tepi jalan metode QRIS kurang diminati di Kota Batam, Provinsi Kepri. Pasalnya sudah seminggu berjalan baru sekitar 239 transaksi warga membayar parkir dengan metoda terkini perbankan ini. Jumlah tersebut dinilai masih terlalu rendah.
“Sudah seminggu berjalan baru satu orang yang bayar QRIS,” ujar Jukir di kawasan Greendland, Kota Batam, Kepri, Simanjuntak.
Sama halnya di Kawasan Simpang Gelael, Kota Batam, Provinsi Kepri, Pasaribu mengatakan selama seminggu baru 10 orang yang membayar retribusi parkir menggunakan QRIS.
[rma]