RSKI Pulau Galang Resmi Ditutup, Relawan Pilih Bertahan Karena Belum Dibayar

TERASBATAM.ID: Satuan Tugas Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang resmi menghentikan operasionalnya dan memberhentikan 139 orang relawan medis dan non medis yang selama dua tahun lebih bertugas disana, Rabu (21/12/2022).

Namun ratusan relawan tersebut menyatakan akan tetap memilih bertahan disana sampai uang lauk pauk (ULP) yang belum dibayarkan kepada mereka sejak April hingga Desember 2022 tuntas diselesaikan oleh pemerintah.

Komandan Satuan Tugas RSKI Pulau Galang Brigjen TNI Yudi Yulistyanto mengatakan, pihaknya telah menerima perintah untuk menutup RSKI per tanggal 25 November 2022, namun baru dapat dilakukan pada hari ini, Rabu (21/12/2022).

“Besok akan diserahkan dari lintas Kementerian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Pertahanan di Jakarta. Selanjutnya akan dijadikan apa kami belum tahu,” kata Yudi.

Yudi mengatakan, rencana awal pendirian RSKI seperti disampaikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadji Tjajanto bahwa RSKI kedepannya akan diproyeksikan sebagai pusat penelitian virus namun tindaklanjut rencana tersebut belum diketahui.

“hari ini kita selenggarakan upacara purnatugas untuk relawan yang bertugas disini,” kata Yudi.

Yudi mengatakan terkait ULP kepada ratusan relawan yang belum dibayarkan akan menjadi tanggungjawab dirinya selaku Dansatgas untuk memperjuangkannya kepada pihak terkait, seperti Kementerian Keuangan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Masalah pembayaran yang macet karena ketidaktersediaan anggaran, saya minta mereka sabar dan berdoa saya akan perjuangkan masalah ini di Jakarta,” kata Yudi.

Komandan Satuan Tugas RSKI Pulau Galang Brigjen TNI Yudi Yulistyanto yang juga Komandan Korem 033 Wirapratama Provinsi Kepri menggelar upacara singkat pemberian piagam penghargaan kepada 139 relawan medis dan non medis yang bertugas di RSKI Pulau Galang.

Upacara tersebut juga sekaligus penutupan RSKI Pulau Galang dalam melayani pasien Covid-19, pasien terakhir yang tercatat dilayani oleh RSKI pada Mei lalu. Upacara diselingi dengan rasa haru dan sedih dari relawan yang bertugas sejak 6 April 2020 ditengah pandemic Covid-19 yang mewabah hampir di seluruh dunia.

Ketua Perwakilan Relawan Roni Hasan secara terbuka menyampaikan kepada Dansatgas menyampaikan bahwa pihaknya untuk sementara waktu memilih bertahan di bangunan masjid yang berada di depan RSKI hingga ULP sebagaimana hak mereka dibayarkan.

“kami sudah sepakat bahwa kami akan bertahan dulu hingga uang kami dibayarkan,” kata Roni.

Relawan lainnya yang bertugas sebagai tenaga medis, Rhika boru Simamora mengatakan, dirinya sangat kecewa dengan perlakuan pemerintah terhadap mereka yang telah berjuang membantu penanganan Covid-19.

“saya seorang Bidan yang dulu sudah bekerja sebagai tenaga honorer di rumah sakit, saat diminta bertugas disini kami diberikan banyak janji manis, tetapi setelah Covid-19 selesai, kami diperlakukan dengan dibiarkan begitu saja,” kata Rika yang mengaku akan memperoleh ULP dengan total sebesar Rp 24 Juta.

Sejumlah perwakilan relawan yang selama ini bekerja di RSKI Pulau Galang, Senin (19/12/2022) lalu mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam untuk kembali mengadukan nasib mereka.

Anggota DPRD Kota Batam Aman berjanji kepada para relawan RSKI yang menemui mereka bahwa keluh kesah tersebut akan ditindak lanjuti dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta.

“Kami di DPRD Batam sangat berkomitmen dan akan membantu memperjuangkan keluhan para relawan nakes ini. Mengingat, mereka ini sudah berkorban dan mengabdi untuk negara. Sehingga sudah selayaknya diberikan apresiasi lebih dan dibayarkan oleh pemerintah,” janji Aman.