Kabut Asap Sumatera Mulai Tiba, ISPU dan Jarak Pandang di Batam Mulai Tidak Normal

TERASBATAM.ID: Akibat dampak kebakaran hutan di wilayah Sumatera menyebabkan kualitas udara di Kota Batam masuk dalam kategori yang tidak sehat dalam beberapa hari terakhir ini. Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU) Kota Batam berada pada angka 126 dengan atau kualitas udara yang tidak baik. Jarak pandang di sejumlah bandara di Kepri juga menurun drastis masuk dalam kategori tidak normal.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepri Muhammad Hasbi kepada www.terasbatam.id, Sabtu (07/10/2023) mengatakan, pihaknya telah menerima informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKHK) bahwa di Kepri khususnya Kota Batam sedang mengalami kabut asap dampak dari kebakaran hutan yang terjadi di Riau.

“Batam sedang mengalami kabut asap yang mengakibatkan kategori udara di Batam tidak sehat, karena dampak dari karhutla yang terjadi di Riau, Sumatera,” kata Hasbi.

Menurut Hasbi, kini status udara di Batam ditandai dengan warna kuning yang dimana hasil dari Indeks Standar Pencemar Udara ( ISPU) Kepri, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang, saat ini dalam kategori tidak sehat dengan angka Indeks sebesar 126.

Adapun penilaian berdasarkan berikut, Standar warna Hijau (0-50) kualitas udara Sangat Baik, Biru (51-100) kualitas Baik, Kuning (101-200) kualitas udara tidak baik, Merah (201-300) kualitas udara sangat tidak baik, dan Hitam (>=300) kualitas udara membahayakan.

“Hasil penilaian dari ISPU indeks kualitas udara di Batam bernilai 126 dan Tanjungpinang 123. Hal ini menandakan kualitas udaranya tidak sehat,” kata Hasbi.

Hasbi mengatakan, pihak BPBD menghimbau kepada seluruh masyarakat yang beraktivitas diluar rumah agar selalu waspada dan menggunakan masker agar tidak terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akit (ISPA) akibat kabut asap.

“Kita minta masyarakat membatasi aktivitas diluar ruangan,” kata Hasbi.

Hasbi juga menyebutkan bahwa berdasarkan data yang diterima dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) akibat kabut asap jarak pandang di sejumlah bandara di Provinsi Kepri menurun. Seperti Bandara Hang Nadim jarak pandang maksimal hanya 4,5 Kilometer dengan kategori berasap, kemudian Bandara Raja Ali Haji Fisabillah di Tanjung Pinang sebesar 4 Kilometer, di Bandara Raja Haji Abdullah Tanjung Balai Karimun sejauh 6 Kilometer.

“Terjadi penurunan jarak pandang di sejumlah bandara di Kepri,” kata Hasbi.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam Suratman mengatakan, berdasarkan peta sebaran asap terbaru, terdapat sejumlah hot spot di wilayah sumatera dan Riau dengan jumlah sekitar 48, serta 2 hot spot di wilayah Kepri.

“jumlah akumulasi hot spot di wilayah sumatera sebesar 48 hot spot dan dua hotspot ada di Kepri. Tetapi di Kepri belum jelas apakah hotspot itu karena kebakaran hutan atau bukan,” kata Suratman.

Menurut Suratman, soal jarak pandang masih dalam kategori baik dan normal jika berada diantara 8 Km hingga 10 Km.

“di bawah itu sudah tidak normal,” kata Suratman.