Ongkos Boat Pancung ke Belakang Padang Naik, Penumpang Pasrah

Dua Kali Kenaikan Ongkos Dalam Setahun

TERASBATAM.ID: Pasca diumumkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) secara perlahan namun pasti diikuti oleh kenaikan tarif transportasi, sejak Senin (05/09/2022) ongkos boat pancung yang melayani rute Batam ke Belakang Padang naik, sedangkan harga tiket ferry tujuan antar Pulau masih dibahas jumlah kenaikannya.

Petugas Tiket Boat Pancung rute Batam – Belakang Padang Wayadi mengatakan, harga tiket telah disesuaikan karena harga BBM jenis Pertalite yang digunakan 120 unit boat pancung yang beroperasi disana naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, ongkos sekali jalan sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 18 ribu kini naik menjadi Rp 20 ribu.

“Sampai saat ini tidak ada penumpang yang mengeluh atas kenaikan ongkos, mungkin saja ada tetapi belum ada yang menyampaikan kepada kami,” kata Wayadi.

Menurut Wayadi, ada sekitar 120 orang pengemudi motor sangkut atau lazim disebut Boat Pancung yang menggunakan BBM jenis pertalite.

“Mudah mudahan harga BBM ini segera terkendali agar masyarakat juga senang untuk bepergian kemana-mana,” kata Wayadi.

Wayadi menghimbau agar Pemko Batam menyalurkan bantuan social (bansos) kepada pengemudi boat pancung atas dampak kenaikan harga BBM ini.

Kenaikan ongkos boat pancung pada rute Batam ke Belakang Padang ini telah mengalami kenaikan hingga 2 kali dalam setahun terakhir. Pada saat BBM jenis Premium menghilang dan tidak lagi tersedia, ongkos yang sebelumnya Rp 16 ribu sekali jalan naik menjadi Rp 18 ribu, kini setelah harga pertalite naik menjadi Rp 20 ribu.

Izal, salah seorang penumpang yang bersiap-siap menuju Pulau Belakang Padang mengaku tidak mempersoalkan kenaikan ongkos boat pancung, karena kenaikan tersebut sebagai dampak dari kenaikan harga BBM.

“Sudah mengetahui naiknya harganya, kita paham karena harga minyak naik ya mereka juga menaikkan, syukurnya naiknya tidak terlalu besar. Kita pasrah saja kepada pengemudi boat pancung ini,” kata Izal yang mengaku setiap hari menggunakan armada boat pancung sebagai transportasinya.

Sementara itu Humas Dumai Line Asmadi mengaku saat ini harga tiket kapal ferry yang melayani rute antar pulau dan antar provinsi masih dibahas besarannya oleh para pihak terkait.

“beban operasional yang kita tanggung sangat besar, ongkosnya pasti menyesuaikan tetapi masih dibahas,” kata Asmadi yang mengaku kebutuhan ferry berbahan bakar solar mencapai 4 hingga 5 ton per harinya.

Namun Asmadi belum dapat memastikan besaran harga tiket yang akan diterapkan pasca kenaikan harga BBM ini.

“jumlah penumpang saat ini sudah menurun, karena orang juga berpikir untuk bepergian lebih mengutamakan kebutuhan pokoknya,” kata Asmadi.