TERASBATAM.ID: Edith House sebagai artisan ecoprint yang memanfaatkan dedaunan, bunga dan batang menjadi bahan fashion yang berorientasi ramah lingkungan. Produk yang dihasilkan seperti, baju, tas, pashmina, sepatu dan aksesoris wanita lainnya berhasil menarik minat di Singapura, Turki hingga Jerman.
Kini Edith House berada di Batam dalam acara pameran Indonesia, Tourism & TradeInvestment Expo yang digelar di Nagoya Hill Shopping Mall dari tanggal 15 hingga 18 Juni 2023 ini.
Edita Rianti, pemilik Edith House kepada www.terasbatam.id , Minggu (18/06/2023) mengatakan,
Ecoprint adalah sebuah teknik tranfers motif dari daun dan bunga yang dibuat secara alami kepada media media kain, kulit atau kertas.
“Awalnya saya penyuka kerajinan, situasi dan lingkungan yang bermasalah dengan limbah terdorong untuk memproduksi kerajinan yang ramah lingkungan,” kata Edita.
Bisnisnya, menurut Edita, semakin menemukan keseriusannya tatkala pandemic Covid-19 mewabah ditahun 2020 lalu. Insiasi untuk mengembangkan bisnis dan belajar bersama dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang lainnya.
“produk kami dikirim ke Singapura sudah sering, dibawa ke Turki, terakhir di Jerman dalam satu pameran,” kata Edita.
Menurut Edita, keberhasilan pihaknya mengembangkan kerajinan ramah lingkungan ini tidak lepas dari dukungan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Apresiasi masyarakat antusias menyukai produk kami, sosialita dan pekerja, apalagi wanita yang focus kepada pencinta lingkungan, ketika mengetahui bahwa produk kami ramah lingkungan mereka menyukainya,” kata Edita.
Dengan bahan yang berkualitas dan ramah lingkungan, harga yang dibandrol untuk berbagai produk yang dihasilkan mulai dari kisaran Rp 150 ribu.
“Limbah kulit yang masih polos kami berikan motif, dijadikan tas, sepatu dan sebagainya. Harganya 150 ribu tergantung medianya apa, perca kain atau kulit,” kata Edita.