Terasbatam.id: Bermula dari hobi dan iseng, Tarmizi merintis usaha pembuatan Tanjak bersama dengan tetangga dilingkungan tempat tinggalnya. Walaupun diklaim Tanjak buatan Bengkel Tanjak Rumah Hitam menempati harga termahal namun peminatnya tetap memburu, bahkan 35 persen dari hasil produksinya diserap di pasar tradisional Singapura dan Malaysia.
“Dulu saya sering pergi kemana-mana, ke Tanjungpinang, Singapura, Malaysia, Thailand dan Brunei, diundang tampil kemana-mana, saya senang memakai Tanjak, saat itu belum ramai orang memakai Tanjak, saya memakainya sebelum tahun 2010,” kata Tarmizi kepada www.terasbatam.id , Minggu (09/01/2022).
Tanjak adalah penutup kepala adat Melayu yang berbentuk runcing ke atas. Tanjak yang disebut juga mahkota kain/ikat-ikat/tengkolok adalah salah satu perlengkapan pakaian di Palembang yang dipakai oleh bangsawan dan tokoh masyarakat di masa lalu.
“saat saya memakai Tanjak, banyak yang tidak tahu, mereka bertanya itu apa bang?,” kata Tarmizi yang dulu sempat bekerja di Harian Lantang, sebuah media cetak lokal kedua yang terbit di Batam pada medio tahun 2001.
Kemudian, menurut Tarmizi, semakin banyak yang penasaran dan tertarik dengan Tanjak yang dikenakannya, dan beberapa diantaranya memintanya untuk membuatkan Tanjak tersebut.
“kemudian makin lama ada yang minta buatin tanjak, tak sempat saya buat, saya pesankan sama kawan di Tanjungpinang, kemudian terus ada yang minta,” katanya.
Karena semakin banyak permintaan, akhirnya teman Tarmizi yang berada di Tanjungpinang menyarankan agar order Tanjak yang diterimanya itu diproduksi sendiri saja, sebab jika mengirimkannya satu atau dua Tanjak kurang efesien.
“kemudian teman saya di Tanjungpinang itu bilang, ya abang buatlah sendiri di Batam, baiklah kata saya, dan akhirnya saya kerjakan hingga sekarang,” kata Tarmizi.
Perlahan namun pasti, Tarmizi akhirnya mengerjakan pembuatan Tanjak seorang diri, semakin hari semakin ramai order yang diterimanya, pemasaran dilakukan awal dari mulut ke mulut dan melalui aplikasi penjualan online.
“Kemudian saya campaign Tanjak di Singapura, melalui jejaring seniman disana. Di singapura campaign terus dan akhirnya diterima pasar disana,” kata Tarmizi.
Menurut Tarmizi, dari total 1.000 piece Tanjak setiap bulannya yang diproduksi Bengkel Tanjak Rumah Hitam, sebesar 35 persen diserap secara kontinyu untuk pasar Singapura dan Malaysia.
“Tanjak yang saya buat paling mahal saat ini, bisa dikatakan termahal. Tetapi sesuai dengan kualitas bahan dan hasil kerjanya. Saya sudah bilang ke konsumen banyak kok yang jual lebih murah, tetapi mereka tetap membelinya disini,” kata Tarmizi.
Menurut Tarmizi, dirinya memberdayakan ibu-ibu yang berada di sekitar tempat tinggalnya di Sekupang untuk mengerjakan sejumlah bagian dari proses pembuatan Tanjak itu, sedangkan bagian finishing dikerjakannya sendiri.
“Alhamdulillah sekarang ini menjadi basis usaha dari semula hanya hobi dan senang senang, saya pikir ini sudah layak menjadi basis usaha,” kata Tarmizi.