TERASBATAM.ID: Batam kini dikenal sebagai croos border yang apik sebagai destinasi wisata dan juga kaya akan kuliner yang beragam. Karena kuliner merupakan bagian dari budaya yang lintas batas, maka racikan masakan di Batam ini merupakan perpaduan antara berbagai kebudayaan, dari Arab, Chinese dan Melayu sebagai citarasa pribumi.
Berbagai jenis makanan itu kian akrab di lidah masyarakat Batam, bahkan oleh pendatang rasanya tidak afdol jika berkunjung ke Batam tidak mencicipi makanan tersebut, apalagi ditempat yang paling direkomendasikan di kota industry ini.
Sop Ikan Yongkie
Dulu saat awal-awal Pulau Batam dikembangkan sebagai Kawasan Industri, tidak banyak tempat kuliner yang dapa dikunjungi seperti sekarang. Tempat makan yang terbatas dan jenis olahan makanan juga demikian, semuanya tergantung pada olahan sea food, seperti Ikan, Udang, Sotong dan Gonggong.
Sop Ikan racikan restoran Yongkie yang berada di Kompleks Nagoya City Centre sudah berusia lebih dari 30 tahun, sup ikan yang diolah dari ikan tenggiri ini sudah terkenal ke seantero nusantara, di sejumlah kota Yongkie membuka cabangnya, namun harus tetap diakui bahwa racikan sop ikan yang berada di Batam tetap yang paling diminati karena citarasanya yang lebih segar.
Selain sup ikan, biasanya juga dipadukan dengan udang dan sotong, khusus untuk kepala sop ikan tenggiri akan ditemani buah asam di dalam kuahnya, rasanya yang kecut asem itu menyebabkan tidak ada aroma amis dari olahan ikan yang disajikannnya.
Di Batam sendiri Yongkie hanya membuka satu cabang, selain di Nagoya City Centre, Yongkie membuka cabang di Kawasan Engku Putrie, Batam Centre yang tempatnya lebih luas. Pada waktu makan siang dan malam, kedua tempat ini sangat ramai, khususnya mereka para pendatang yang sedang berkunjung ke Batam.
Beberapa tokoh penting nasional kerap kedapatan sengaja memesan semangkok sup ikan Yongkie ini dengan mengemasnya dalam bungkusan kemudian mengirimkannya melalui jasa cargo pesawat, sehingga dapat diterima pada hari itu juga. Untuk satu mangkok sup ikan ini dihargai sekitar Rp 40 ribu plus tax.
Salah satu tokoh yang menyukai sop ikan Yongkie dari Batam ialah Ir Akbar Tandjung, mantan Ketum Partai Golkar dan Menteri di era Presiden Soeharto dan BJ Habibie ini konon suka memesan sop Ikan Yongkie dan menitipnya agar dikirim ke Jakarta.
Prata dan Martabak
Prata kosong berkuah gulai, prata kosong tanpa paduan telur biasanya diminati sebagai pembuka selera makan di waktu pagi hari. Prata dan Martabak yang berasal dari Timur Tengah itu kini telah diracik dengan apik oleh warga tempatan.
Pulau Belakang Padang merupakan salah satu salah satu tempat terbaik untuk mencicipi Prata dan Kopi dan The Tarik yang diracik oleh kedai kopi legendaris di pulau sepelemparan batu dari Singapore itu.
Pulau Belakang Padang sendiri dapat ditempuh dari Batam sekitar 15 menit dengan kapal kayu dengan tariff sebesar Rp 8 ribu sekali jalan. Jauh sebelum Batam terkenal, Belakang Padang lebih dulu dikenal sebagai Kota berlabel Kecamatan sementara Batam ketika itu masih pulau berstatus hutan.
Kini situasi berubah, Batam masih tetap seperti dulu, sementara Batam jauh melesat bak bintang ke langit yang berkelip lebih bergemerlap. Kini banyak warga Belakang Padang yang bekerja di Batam, dan kembali kesana pada akhir pekan.
Kedai Kopi Ameng, merupakan lokasi paling favorite untuk menyeruput kopi hitam dan teh tarik yang diracik oleh pria keturunan Chinese bernama Ameng. Tiga ruko yang dirangkai menjadi satu seakan tak pernah lapang untuk menampung seluruh pengunjung ke kedai kopi tersebut, meja-meja penuh sesak hingga keluar selalu menjadi pemandangan saban pagi, terutama akhir pekan, karena banyak warga Batam yang sekedar menyeberang untuk mencicipi kopi di tempat ini.
Selain kopi, Prata dan Martabak merupakan paduan yang paling pas mencicipi kopi khas belakang padang. Jika beruntung cuaca cerah, dari balik dapur kedai kopi Ameng, gedung pencakar langit Marina Bay Sand (MBS) Singapore yang menjulang gagah ke langit akan terlihat samar-samar saat menyeruput kopinya.
Mie Lendir Berkuah Kacang
Ketika almarhum Bondan Winarno berkesempatan untuk mencicipi Mie Lendir Berkuah Kacang di Kedai Kopi Harum Manis, tak ada kata lain kecuali “Mak Yuss” yang terungkap dari bibir pengamat kuliner legendaris itu.
Mie Lendir dengan kuah kacang itu memang berbeda dengan mie lender atau mie rebus dari Medan, Sumatera Utara. Mie Lendir khas Batam ini dipadukan dengan kuah kacang yang tidak terlalu kental, namun dengan kacang yang sangat terasa. Dengan topi telur rebus yang diiris dengan benang ini seakan membuat penikmatnya tidak menjadi kenyang walaupun mencicipinya hingga dua piring, di bagian sudutnya terdapat irisan kecil cabe rawit.
Jika ingin menikmatinya di Kedai Kopi Harum Manis, maka penikmatnya perlu datang lebih pagi, karena di tempat ini jika agak siang sedikit, kursinya menjadi seperti rebutan oleh tiap pengunjung, karena merupakan salah satu kedai kopi yang paling diminati di kawasan kota tua Nagoya, atau kawasan pusat bisnis di Batam. Di tempat ini tidak hanya Mie Lendir-nya yang istimewa, tetapi racikan kopinya juga “boleh tahan”, karena memiliki “barista” paling senior di pulau ini, seorang lelaki sepuh yang badannya sudah bungkuk karena termakan usia, namun tetap cekatan saat menarik bubuk kopi dengan air panas yang mendidikan.
Pengalamannya itu membuat penikmat secangkir kopi racikannya, seakan tak pernah cukup, ingin tambah, dan terus tambah.