Menengok Rumah P Ramlee, Rumah Kontrakan yang Dijadikan Museum

Bergelar Teuku Asal Lhokseumawe

TERASBATAM.ID: Walaupun sudah menutup mata hampir 50 tahun silam, namun kharisma artis peran asal Malaysia berdarah Indonesia almarhum Tan Sri Doktor P Ramlee atau yang bernama lengkap Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh masih cukup kuat, bahkan di generasi milineal sekalipun.

Bagaimana charisma artis serba bisa itu masih menarik perhatian generasi milenial terlihat di ruang Pamer di Fahrenheit88, Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Film Bujang Lapuk yang dibintangi P Ramlee ditonton dengan serius oleh sekitar 10 orang anak-anak muda yang sengaja mampir disana. Suara tawa mereka terkadang terdengar keras, selera humor jaman itu masih “nyambung” pada generasi saat ini.

Walaupun tidak menonton hingga tuntas, namun kehadiran anak-anak muda tersebut membuktikan bahwa karya seni P Ramlee masih dapat dinikmati hingga melewati usianya sendiri. P Ramlee ditemukan meninggal di dalam kamarnya dalam keadaan sakit di dadah bagian kirinya akibat serangan jantung pada 29 Mei 1973 pada usia 44 tahun.

P Ramlee berada di kamarnya di bagian depan, rumah mewah pada zamannya itu terletak di Jalan Dedap No 22, Kuala Lumpur. Posisi rumah di dataran perbukitan yang letaknya sedikit lebih tinggi dibandingkan rumah-rumah lainnya.

Namun rumah tersebut ternyata bukanlah milik P Ramlee, namun rumah sewa yang dikontrakkan oleh seorang tauke perusahaan film yang ketika itu memproduksi film-film P Ramlee.

“Rumah milik P Ramlee ada diujung jalan sana, saat ini ditempat oleh cucu buyut beliau. P Ramlee saat jalan-jalan sore merasa suka sekali rumah ini dan ingin tinggal disini. Kemudian tauke film menyewakannya,” kata Muhammad Syahrizal bin Zaelani alias Izan, Pembantu Operasi Arkib Negara Malaysia yang menjadi penutur di P Ramlee Memorial House.

Menurut Izan, setiap harinya ada sekitar 60 orang yang berkunjung ke Memorial House itu, terdapat sejumlah koleksi pribaid milik P Ramlee, seperti Mobil berplat nomor BAD 3608 yang menjadi kendaraan terakhir diletakkan di depan teras rumah.

Mobil lawas bertransmisi manual tersebut masih dirawat dengan apik, sejumlah koleksi lainnya berupa meja makan lengkap dengan piring dan gelas yang digunakan P Ramlee, piano, biola hingga Diaroma saat syuting film Bujang Lapuk yang cukup fenomenal di zamannya.

“Untuk baju beliau dan isterinya Puan Sri Saloma ada sekitar 200 item, tetapi tidak ditampilkan disini, karena nanti dikira orang ini museum tekstil,” kata Izan.

Izan kemudian menyarankan berkunjung ke Mall Fahrenheit88 yang berada di seberang Pavilon Mall Kuala Lumpur  untuk melengkapi kenangan terhadap almarhum P Ramlee. Sebab disana sedang digelar pameran yang bertajuk “P Ramlee & Saloma – Aku, Dia dan Lagu” sejak tanggal 14 April hingga 31 Juli mendatang.

“Disana koleksinya lebih lengkap,” kata Izan.

P Ramlee merupakan anak dari Teuku Nyak Puteh, pria asal Desa Cunda, Lhokseumawe, Aceh Utara dan Che Mah Hussain asal Pulau Penang, Malaysia. Sehingga nama asli P Ramlee masih mencantumkan gelar bangsawan suku Aceh.

Bagaimana karya P Ramlee ? ada sekitar 66 film dan hampir 400 lagu yang ditulis dan dinyanyikan beliau, hingga kini masih dapat dinikmati seperti tak lekang oleh zaman.