RSKI Pulau Galang Akan Ditutup, Perawat Tuntut Upah yang Belum Dibayar

TERASBATAM.ID: Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang yang dibangun dalam rangka menanggulangi penyakit Covid-19 pada awal tahun 2020 lalu kini berada ditunjuk tanduk dan akan berhenti beroperasi. 126 orang tenaga perawat dan relawan disana berunjukrasa menuntut Uang Lauk Pauk (ULP) yang belum dibayarkan kepada mereka sejak April hingga Desember 2022.

Sejumlah perwakilan relawan yang selama ini bekerja di RSKI Pulau Galang, Senin (19/12/2022) mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam untuk kembali mengadukan nasib mereka.

Salah seorang perwakilan relawan yang ditemui www.terasbatam.id Roni Hasan mengakui bahwa mereka sejak April hingga Desember 2022 belum menerima insentif yang besarnya antara Rp 2,5 Juta hingga Rp 3 Juta setiap bulan.

“Sejak April sampai sekarang belum dibayar,” kata Roni.

Roni juga mengakui bahwa mereka telah diberi informasi oleh pihak manajemen bahwa RSKI akan segera ditutup dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

“informasi managemen tersebut semakin membuat kami cemas,” kata Roni.

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang relawan lainnya, Zulaikha bahwa mereka telah didata untuk pembelian tiket pesawat kembali ke daerah asalnya.

“Sudah ada pendataan  terkait alamat dan kota  asal relawan, ” kata Zulaikha.

Anggota DPRD Kota Batam Aman berjanji kepada para relawan RSKI yang menemuinya bahwa keluh kesah tersebut akan ditindak lanjuti dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta.

“Kami di DPRD Batam sangat berkomitmen dan akan membantu memperjuangkan keluhan para relawan nakes ini. Mengingat, mereka ini sudah berkorban dan mengabdi untuk negara. Sehingga sudah selayaknya diberikan apresiasi lebih dan dibayarkan oleh pemerintah,” janji Aman.

Sementara itu Kepala RSKI Galang Kolonel CKM Robert Simanjuntak membenarkan bahwa relawan belum mendapatkan insentif dan RSKI akan tutup bulan Desember.

“Benar, ” kata Robert singkat.

Disisi lain Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Batam Kiki Rizki Dasaryandi mengatakan, 126 orang tenaga medis yang terdiri dari perawat medis dan non medis yang bertugas di RSKI Pulau Galang tidak lagi menerima Uang Lauk Pauk (ULP) atau juga dikenal dengan istilah insentif sejak April hingga Desember 2022 yang seharusnya dibayarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“para perawat yang bertugas disana diberi informasi bahwa Rumah Sakit Galang itu akan tutup awal tahun 2023 mendatang, ini semakin membuat resah mereka,” kata Kiki.

Menurut Kiki, besaran ULP yang seharusnya diterima setiap bulannya sebesar Rp 3 Juta, dengan tidak dibayarkannya uang tersebut menyebabkan mereka yang bertugas disana kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan hanya menghandalkan gaji semata.

“Rumah Sakit saat ini kata teman-teman perawat disana masih menerima para pekerja migran indonesia (PMI) yang dikirim untuk isolasi,” kata Kiki.

Menurut Kiki, dari sisi medis bangunan rumah sakit yang tidak permanen atau tidak terbuat dari tembok akan menyulitkan jika dijadikan rumah sakit umum untuk jangka panjang, sehingga dengan pertimbangan operasional dan kelayakan maka penutupan RSKI adalah langkah yang tepat.

Menurut Kiki, dari 126 orang perawat disana, 23 orang berasal dari Batam yang tergabung dalam DPD PPNI Batam. Sedangkan 103 orang lainnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

RSKI Pulau Galang resmi beroperasi pada 6 April 2020 setelah mendapat kunjungan dari Presiden Joko Widodo pada 1 April 2020. RSKI berkapasitas 340 tempat tidur dengan 20 room observasi. Pulau Galang terletak 50 kilometer disebelah tenggaranya  Batam, kedua pulau sudah tersambung dengan jembatan.

RSKI yang menempati lahan di bekas eks pengungsian Vietnam tersebut dibangun dengan biaya lebih dari Rp 500 miliar dengan jangka waktu pembangunan sekitar 1 bulan, dipercepat dalam rangka mengantisipasi Covid-19 di Indonesia.