BP Batam dan EDB Singapura Akan Bahas Lebih Lanjut Soal Tarif Port to Port

Terasbatam.id: Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura bertepatan dengan Reopening of Land Borders pada  Jumat, 1 April lalu. Salah satu pembahasan yang akan ditindaklanjuti ialah masalah tarif Port to Port di Batam.

Mengenai harga logistik (Port to Port), sebagaimana dalam press release yang dipublikasikan BP Batam, akan dibahas secara mendalam pada pertemuan lebih teknis.

“Sebagai bentuk tindak lanjut, kedua belah pihak sepakat akan membahas secara khusus bersama dengan EDB (Economic Development Board) dan MPA (Marine Port Authority) pada lawatan mendatang,” kata Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait.

Pada lawatan ke Singapura tersebut, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi,  secara perdana, bertemu dan bertatap muka dengan dua Menteri Singapura.

Kunjungan pertama dilaksanakan ke kantor Menteri Tenaga Kerja dan  Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura, Dr. Tan See Long.

“Langkah Singapura untuk membuka kembali pintu wisatawan (melalui jalur Vaccinated Travel Framework) akan memberikan dorongan dalam membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi Batam pasca pandemi Covid-19,” kata Muhammad Rudi.

Kebijakan ini, menurutnya sekaligus menjadi nyawa baru dalam hubungan bisnis kedua wilayah yang sempet terkendala selama masa pandemi Covid-19 melanda.

Dalam pertemuan ini, ada beberapa poin utama yang menjadi perhatian Menteri Dr. Tan See Long.

Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Bidang Perdagangan dan Perindustrian Singapura ini, menyoroti langkah BP Batam yang terus berinovasi, seperti :

  1. menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sekupang,
  2. progress pembangunan yang dilakukan secara masif dan;
  3. capaian positif ekonomi Batam selama pandemi.

Tak berhenti sampai disini, Kepala BP Batam melanjutkan lawatan dan bertatap muka dengan Menteri Kedua Luar Negeri, Dr. Mohammad Maliki Bin Osman.

Dalam pembicaraan kedua tokoh ini, diskusi menguat pada kondisi Batam dengan terkendalinya pendemi covid sehingga dibarengi meroketnya capaian ekonomi Batam, progres pembangunan yang merata serta pembahasan pembukaan border antara Singapura – Batam yang dimulai pada hari ini.

Keduanya meyakini, bahwa terbukanya pintu Singapura – Batam bagi wisatawan dan perjalanan bisnis, akan membuka peluang seluasnya bagi geliat ekonomi kedua wilayah.

Seperti diketahui, Singapura masih menjadi negara dengan jumlah investasi terbesar di Batam, disusul negara asal Eropa dan Jepang.

Berdasarkan Data Kementerian Investasi / BKPM RI menyatakan, sepanjang Triwulan I – Triwulan IV Tahun 2021, Singapura mencatatkan total investasi 167.865,9 Ribu US Dolar, dengan total proyek 1.019.

“Dengan dibukanya jalur Singapura – Batam, kita optimis, semua sektor akan kembali bangkit, dari pariwisata hingga industri. Perekonomian diharapkan akan terus meningkat. Investasi akan semakin menggeliat,” kata Rudi optimis.