Warga Tolak Pembangunan SLB Negeri, Disdik Kecewa

TERASBATAM.ID: Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau menilai masyarakat di Perumahan Taman Pesona Indah RW 09 Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji bersikap diskriminasi terkait penolakan pendirian Sekolah Luar Biasa (SLB) II Negeri Batam disana. Masyarakat hanya menginginkan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Kepala Bidang SLB Disdik Kepri Elmi mengatakan, SLB Negeri II ini rencananya akan dibangun di lahan fasum perumahan Taman Pesona Indah RW 09 Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji.

“Mereka (masyarakat) tak mau SLB. Mereka maunya SMA atau SMK. Inikan tak adil. SLB juga sekolah untuk anak-anak. Anak-anak berkebutuhan khusus juga dijamin undang-undang untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama,” kata Elmi, Senin (09/10/2023).

Menurut Elmi, pihaknya sangat kecewa dengan penolakan rencana pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) II Negeri di Batuaji. Padahal sekolah ini sangat dibutuhkan, sebab baru ada satu di Batam yakni SLB Negeri I di Batam Kota.

Padahal sebut Elmi, jika tak ada hambatan proses pembangunan sudah berjalan dan tahun ajaran baru nanti sudah bisa digunakan.

“Karena di Batam ini SLB N Baru satu yang di Batam Center itu. Sudah tak mau lagi di sana. Bahkan anak-anak dari Batuaji dan Sagulung sudah banyak yang keluar karena kejauhan. Ini mau dibangun yang lebih dekat malah ditentang, ” ujarnya.

Penolakan ini disebutkan Elmi datang dari masyarakat sekitar lokasi lahan yang dialokasikan tersebut yakni masyarakat perumahan Taman Pesona Indah (TPI). Lahan tersebut luasnya sekitar 7.000 meter persegi dan yang akan dipakai sekitar 5.000 meter persegi.

Atas penolakan warga tersebut hingga kini belum ada titik temu antara rencana Dinas Pendidikan (Disdik) dengan warga disana.

Sementara itu Masyarakat sekitar fasum Perumahan Taman Pesona Indah RW 09 Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji mengakui menolak pembangunan SLB Negeri II Batam di lokasi tersebut karena lahan yang akan digunakan merupakan lahan fasum masyarakat Perumahan TPI.

Rencananya, masyarakat akan membangun fasilitas olahraga dan fasilitas sosial lainnya diatas lahan tersebut.

“Itu untuk fasum dan fasos. Kalau mau bangun sekolah carilah lahan kosong di luar. Jangan dalam perumahan seperti ini,” kata seorang warga bernama Hendrik.

Ketua RW 09 Achmad Bin Abdul Gani menjelaskan, penolakan ini datang dari semua warga di RT 01 hingga 06/ RW 09. Warga menolak karena itulah lahan fasum dan fasos satu-satunya di Perumahan TPI.

“Jadi kalau itu bangun sekolah, ke mana lagi kami berkumpul kalau ada acara atau anak-anak kami bermain,” ujarnya.

Achmad mengaku tak menolak pembangunan sekolah apapun itu, namun sebaiknya pemerintah menggunakan lahan kosong di luar pemukiman mereka.