terasbatam.id: Walaupun Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pasien Omicron dapat disembuhkan tanpa harus ke rumah sakit, namun Walikota Batam Muhammad Rudi memerintahkan agar seluruh pasien Covid-19 di Batam melakukan isolasi di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) di Pulau Galang untuk mencegah lonjakan warga yang terpapar kedepannya.
Sekretaris Daerah Kota Batam Jefridin seusai rapat dengan para stakeholder penanganan Covid-19 di Batam, Senin (07/02/2022) mengatakan, Walikota Batam Muhammad Rudi telah memberikan perintah seluruh pasien Covid-19 di Batam harus diisolasi di RSKI di Pulau Galang.
“memang intruksinya dari pusat untuk isolasi di rumah, namun kebijakan pak Walikota Batam, perintahnya harus diisolasi, kita bawa ke RSKI, agar tidak terjadi penularan dan mengakibat lonjakan kedepannya,” kata Jefridin.
Menurut Jefridin, angka pasien aktif saat ini di Batam berjumlah 51 orang, seluruhnya diperintahkan untuk dilakukan isolasi di RSKI di Pulau Galang yang memiliki kapasitas 450 tempat tidur.
“kita tidak perlu cemas, dengan syarat protocol kesehatan menjadi hal yang utama untuk diterapkan,” kata Jefridin.
Jefridin memastikan bahwa soal perawatan di rumah sakit untuk menghadapi lonjakan Covid-19 varian Omicron, telah ada komitmen dari 20 rumah sakit milik pemerintah dan swasta untuk menyiapkan 50 persen dari kapasitas mereka untuk menangani pasien Covid-19.
“jadi BOR kita saat ini masih aman,” kata Jefridin yang menyebutkan bahwa status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Batam pada level 1 sehingga masih dalam kondisi aman dan terkendali.
RSKI merupakan rumah sakit yang berada di bekas pengungsian Camp Vietnam di Pulau Galang yang berjarak sekitar 60 kilometer dari Batam. Alih fungsi Kawasan bekas pengungsian Vietnam menjadi RSKI itu berdasarkan perintah Presiden Joko Widodo saat awal tahun 2020 ketika wabah Covid-19 mewabah. RSKI terdiri dari 15 dokter spesialis dan 110 paramedis dan lebih dari 200 relawan yang bertugas disana.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusumajadi mengatakan, bahwa Batam saat ini masuk dalam kategori aman karena berada pada level 1, sebab dari jumlah penduduk Batam sebesar 1,2 Juta Jiwa, batas dinyatakan tidak aman Covid-19 jika angka kasus aktifnya melewati angka 2 persen dari jumlah penduduk atau 240 kasus aktif maka Batam akan masuk pada kategori tidak aman.
“Tapi sampai hari ini kasus aktif kita masih 51 orang, maka kita masih masuk daerah yang aman,” kata Didi.
Menurut Didi, jika beradasarkan rumus algoritma prediksi kasus aktif Covid-19, dari angka saat ini sebesar 51 orang, maka menjelang lebaran tahun ini bisa mencapai angka 4.000 orang yang terpapar.
“Untuk mencegahnya kita minta protocol kesehatan tetap dilakukan masyarakat dengan ketat,” kata Didi.
Didi, untuk varian omicron di Batam, dari 89 sample yang dikirim ke Balitbang Kesehatan di Jakarta, baru 3 yang dinyatakan Omicron, dua kasus merupakan pelaku perjalanan dari Swiss dan seorang laki warga Batam yang tidak memiliki catatan perjalanan keluar negeri.
“fakta di lapangan varian omicron ini ringan, faktanya dari dua kasus omicron di batam sebelumnya tidak ada ledakan paparan, jadi saya kira ini perbedaan etnis saja yang menyebabkan perbedaan tingkat paparan Omicron,” kata Didi.