Tiga Pohon Beringin Warisan Pak Harto, PM Lee dan Tun Dr M di Batam

Tiga pohon beringin di bundaran BP Batam. (Photo Kang Ajang Nurdin)

Terasbatam.id: Pada hari Minggu tepatnya tanggal 29 November 1987, Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Lee Kuan Yew menanam Ficus Benyamina atau yang dikenal orang awam dengan sebutan pohon beringin di bundaran di seberang Kantor Batam Industrial Development Authority (BIDA) atau Otorita Batam, kini bernama Badan Pengusahaan Batam.

Empat tahun berselang Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad yang dikenal dengan nama Tun Dr M juga menanam pohon serupa di lokasi yang sama. Jadilah ketiga pohon beringin tersebut tumbuh secara bersamaan, kini usianya sudah mencapai 35 tahun untuk yang ditanam oleh Pak Harto dan Mr Lee, sedangkan pohon beringin yang ditanam oleh Mr Tun baru mencapai usia 31 tahun.

Beberapa sumber menyebut bahwa pohon beringin yang ditanam oleh tiga Kepala pemerintahan di Kawasan ASEAN ini adalah cikal bakal kerjasama tiga wilayah pertumbuhan Singapore, Johor dan Riau (Sijori). Namun secara resmi kerjasama Sijori dimulai pada tahun 1994 atau 7 tahun sebelum pohon tersebut ditanam.

Namun pohon beringin yang tumbuh dengan daun dan rantingnya yang rindang ini tidak seperti pohon beringin yang sudah berusia sepuh, karena tingginya tidak menjulang tinggi, dikisaran 5 meter, demikiannya juga dengan batangnya, tidak juga membesar yang menunjukkan usianya sudah lebih dari 30 tahun.

Tetapi kehadiran pohon beringin yang ditanam oleh tiga kepala pemerintahan tersebut menunjukkan bahwa hubungan masa lampau ketiga negara memang sudah sangat dekat dan mesra. PM Lee sendiri punya peran besar dalam mengembangkan Batam sebagai Kawasan industry di Indonesia.

Peran tersebut ialah bagaimana industry-industri di Singapura meluapkan sebagian besar Multi National Corporation (MNC) untuk berinvestasi di Batam, dan selanjutnya dapat dilihat sendiri pertumbuhan industry di Batam hingga merubah pulau yang sepi ini menjadi kota metropolis di tanah air.

Namun kondisi pohon beringin itu kini tidak terlalu tampak terawat, banyak sampah yang berserakan di sekitarnya, bahkan plakat yang bertuliskan nama Presiden Ke-2 RI Soeharto sudah mulai pudar, botol minuman dan sampah plastik juga berserakan di sekitarnya. (FP)