Puluhan Orang Pengungsi Afghanistan Geruduk Kantor IOM di Batam

Terasbatam.id: Sedikitnya 50 orang pengungsi asal Afghanistan yang selama ini ditampung di Batam menggeruduk perumahan mewah Royal Grande di Batam Centre, Kamis (06/01/2022). Mereka mendatangi Kantor International Organization of Migration (IOM) di Batam yang berdomisili di perumahan elite itu.

Aksi unjukrasa para pengungsi yang biasanya dilakukan di halaman gedung DPRD Kota Batam kini beralih ke Kantor IOM. Aksi unjukrasa kali ini cukup menarik perhatian para pengendara yang sedang melintas di jalan protokol tersebut. Para pengungsi juga tampil dengan seragam rompi berwarna tosca dengan tulisan, UNHCR and IOM Please Do Not Keep Us Here (UNHCR dan IOM Mohon Jangan Tahan Kami Disini).

Ali Akbar, perwakilan para pengungsi mengatakan, aksi para pengungsi di Batam yang dilakukan hari ini merupakan bentuk solidaritas dan empaty terhadap kematian dua orang pengungsi asal Afghanistan di Kota Makassar akibat depresi atas nama nasib mereka yang kian tak pasti.

“Kami melihat ada kantor IOM di perumahan Royal Grande. Dalam waktu 24 Jam sudah dua orang meninggal. Tidak ada tanggungjawab dari IOM atas hal itu,” kata Ali Akbar dengan Bahasa Indonesia yang sudah sangat fasih.

Ali mengatakan, selama 10 tahun para pengungsi telah berada di Indonesia tanpa kepastian diterima di Negara ketiga tujuan mereka. Hal ini cukup memprihatinkan sebab IOM dan UNCHR menyebutkan bahwa para pengungsi hanya ingin tinggal di Australia.

“Itu tidak benar, tujuan kami bukan hanya ke Australia, tetapi ke Negara-negara yang mau menerima kami dengan sukarela. UNCHR dan IOM berbohong atas hal ini,” kata Ali.

Menurut Ali, semangat hidup para pengungsi berada pada level terendah karena tidak memiliki semangat atas masa depan.

“Kami tersandera oleh organisasi-organisasi Internasional yang ada di Indonesia saat ini. Beri kami kepastian,” kata Ali.

Para pengungsi juga mengedarkan selebaran yang berisi tentang berbagai data dan keterangan tentang pengungsi asal Afghanistan saat ini. Seperti soal pengumuman Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Uni Eropa yang menerima pengungsi Afghanistan sebesar 105.000 orang, sedangkan pengungsi Afghanistan di Indonesia masih bertahan sebesar 7.500 orang, jauh lebih kecil dari jumlah yang dinyatakan untuk diterima di Negara tersebut.

“Kami tidak pernah bertujuan untuk ke Australia,” kata Ali.

Sementara itu perwakilan IOM yang ada kantor tersebut tidak bersedia untuk menerima para pengungsi termasuk juga media untuk menyikapi aksi tersebut. Petugas Kepolisian terlihat melakukan penjagaan sepanjang aksi berlangsung.