TERASBATAM.ID: Buruknya hubungan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan Walikota Batam yang juga Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi semakin terang benderang. Tudingan Rudi soal Pemerintah Provinsi Kepri menjadi dalang kerusuhan Rempang berbuntut panjang, sementara Ansar menilai tudingan tanpa dasar itu bermotif masalah elektabilitas yang kian negative terhadap lawannya sehingga “mencari kambing hitam”.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar konferensi pers untuk menyikapi situasi terkini buntut dari pernyataan Rudi pada forum resmi di Hotel Harmoni One beberapa waktu lalu. Situasi semakin panas setelah adanya aksi sejumlah massa di depan Mabes Polri yang meminta Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diperiksa terkait masalah Rempang.
Konferensi Pers yang semula digelar pukul 17.00 WIB di Hotel Aston tersebut molor hingga menjelang magrib karena menunggu kedatangan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kepri Hasan yang kini menjabat Walikota Tanjungpinang, Jumat (09/11/2023).
“Saya sudah sampaikan kemarin, mari fokus selesaikan masalah Rempang dengan baik. Kita justru jauh lebih penting mengejar investasi ini,” kata Ansar.
Dengan investasi tersebut seharusnya BP Batam yang sekaligus Walikota Batam memikirkan bagaimana membuat masyarakat kita lebih baik ke depan daripada membangun polemik seperti ini.
Ansar menduga, adanya tudingan tanpa dasar tersebut dilatarbelakangi masalah elektabilitas dan popularitas terhadap Muhammad Rudi sehingga pola “mencari kambing hitam” sebagai langkah mengantisipasi persoalan tersebut.
“Saya pemimpin politik sudah puluhan tahun, saya tahu mana urusan politik dan mana urusan investasi. Saya sudah ingatkan untuk memisahkan urusan politik dan kepentingan investasi,” kata Ansar.
Berdasarkan pengamatan Ansar, prilaku tersebut jika masih selevel seorang Walikota dapat dipahami, namun karena sudah menyandang Kepala BP Batam seharusnya lebih bijak dan focus dalam masalah investasi.
“Setahu saya sejak dulu-dulu BP Batam adem ayem saja, Kepalanya focus urusan investasi, baru kali ini saja yang begini,” kata Ansar sambil tersenyum kecut.