Kepala BI Himbau Masjid di Kepri Tidak Lagi Sebutkan Infak Mata Uang Asing

TERASBATAM.ID: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau Suryono menghimbau kepada pengurus masjid di Kepri, khususnya Batam tidak lagi menyebutkan mata uang asing yang berasal dari infak di kotak amal. Penyebutan mata uang asing seminimal mungkin dilakukan agar rupiah berdaulat di negeri sendiri.

“di beberapa masjid  bendahara mengumumkan kemarin masuk rupiah sekian, dolar Singapura sekian, Ringgit sekian,sebenarnya itu bisa disiasati untuk tidak lagi menyebutkan mata uang asing kepada publik,” kata Suryono, Senin (27/3/2023).

Informasi tersebut didapat Suryono berdasarkan pemantauannya di sejumlah masjid, sebagai pejabat yang baru bertugas di Kepulauan Riau, Suryono mengakui bahwa hal tersebut merupakan ekses dari wilayah perbatasan, dimana mata uang asing menjadi begitu familiar.

“Untuk menyiasati tidak menyebut mata uang asing bisa  saja  disebut kursnya,  jangan   menyebut mata uang Asing karena wilayah kita merupakan wilayah Republik Indonesia yang memiliki rupiah sebagia alat tukar yang sah dan berdaulat,” kata Suryono.

Sejak awal Ramadhan dirinya memiliki program untuk mengunjungi 100 masjid yang ada di Provinsi Kepri untuk mengisi ibadah, saat ini 17 masjid sudah dikunjunginya, dan sebagian besar menyebutkan tentang nominal mata uang asing yang berhasil dikumpulkan dari jamaha masjid dari kotak amal.

Namun Suryono tidak menegaskan apakah himbauannya tersebut akan ditindaklanjuti kepada pengurus masjid di seluruh Provinsi Kepri untuk diikuti, termasuk rencananya menggandeng Dewan Masjid Indonesia (DMI) atau Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bekerjasama terkait masalah tersebut.