TERASBATAM.ID: Sejak dua pekan terakhir ini warga Batam kesulitan untuk mendapatkan gas ukuran 3 kilogram berwarna hijau di pasaran. Hilangnya bahan bakar untuk keperluan memasak tersebut terjadi persis menjelang bulan puasa atau Ramadhan. Pertamina mengklaim kelangkaan dipicu masalah faktor cuaca yang mengakibat pengiriman terlambat.
Seperti yang dituturkan oleh seorang warga perumahan Legenda Malaka, Batam Centre, Sukrianto kepada www.terasbatam.id, Rabu (22/03/2023).
“sudah dua minggu Gas tiga kilo langka di tempat kami, kemungkinan stok kosong karena mau ramadan,” kata Sukri.
Memang saat ini ada di jalanan yang menjual Gas LPG 3 kilo namun harganya sangat mahal dibandingkan yang dijual di pangkalan resmi, di warung-warung pinggir jalan gas tiga kilo seperti melon tersebut dijual antara Rp 25 ribu hingga Rp 40 ribu per tabung.
Hilma Nuryanti warga Perumahan Botania Garden, Batam Center mengeluh susahnya mendapatkan gas 3 kilo di pangkalan.
“Saya sudah beberapa kali mondar – mandir ke pangkalan selalu habis, akhirnya saya beli di jalanan dengan harga 30 ribu, ” kata Hilma.
Hilma berharap pemerintah dan Pertamina segera mengatasi kelangkaan bahan bakar yang menjadi kebutuhan masyarakat ini.
Sementara itu Susanto August Satria Area Manager Comm, Rel & CSR Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mengatakan sebenarnya pasokan LPG 3 Kilo tidak mengalami kelangkaan di Batam namun terkendala pemasokan dari Agen pengiriman dari Tanjung Uban, Bintan ke Batam tidak bisa Sandar di Pelabuhan karena tidak mendapatkan Ijin.
“Karena cuaca dari agen pengiriman belum diijinkan sandar di pelabuhan, ” Augus Satria.
Pertamina menghimbau bagi Rumah Tangga mampu dan pelaku usaha kuliner skala menengah-besar/jasa agar membeli LPG Non Subsidi 5.5 Kg/12 Kg karena LPG 3 Kg diperuntukkan bagi masyarakat miskin.
“Gunakan energi dengan bijak, membeli seperlunya, tidak menimbun apalagi menjual kembali barang subsidi,” ucapnya.
Agus mengatakan Pertamina tidak memiliki ke wenangan menindak pedagang eceran yang memanfaat situasi menjual Gas semena – mena, kecuali Agen sama Pakaian karena berhubungan langsung dengan Pertamina, sangsinya penjualannya di cabut, atau kuotanya dikurangi.
“Kalau soal penjual Gas LPG 3 eceran dijalan itu menjual diatas HET, itu kewenangan pemerintah untuk menindaknya,” kata Augus.