TERASBATAM.ID: Kementerian Pertanian telah mencabut Kompartemen Bebas African Swine Fever (ASF) di peternakan PT Indo Tirta Suaka (PT ITS), perusahaan eksportir babi hidup ke Singapura terkait dengan temuan wabah tersebut. Eksport babi ke Singapura yang dihentikan sejak 24 April 2023 kemungkinan bisa berlangsung hingga setahun kedepan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepri Rika Azmi, Rabu (10/05/2023) mengatakan, penyetopan eksport babi ke Singapura oleh PT ITS akan berlangsung cukup lama, berdasarkan pengalaman dari wilayah lain dalam kasus wabah penyakit tertentu penghentian eksport bisa memakan waktu hingga 1 tahun.
“Jika langkah-langkah sudah dilakukan maka bisa kembali mengajukan kompartemen bebas ASF dan dapat melakukan ekspor kembali. Pengalaman dari wilayah lain, saya kira membutuhkan waktu setidaknya 1 tahun tergantung langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan sesuai petunjuk dari otoritas veteriner,” kata Rika.
Sebelumnya Balai Besar Veteriner Kementerian Pertanian Bukit Tinggi telah mengambil uji sample terhadap babi yang berada di perternakan babi milik PT Indo Tirta Suaka (ITS) di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau. Pemeriksaan dilakukan terkait temuan African Swine Fever (ASF) pada babi asal pulau Bulan oleh The Singapore Food Agency (SFA).
Kepala otoritas veteriner di Badan Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan Kepulauan Riau Honismandri, Rabu (10/05) mengatakan, berdasarkan uji sample yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Kementerian Pertanian Bukit Tinggi terhadap Peternakan babi PT ITS diperoleh hasil sebagai berikut, dari 23 Sample yang diuji sebanyak 21 sample dinyatakan positif ASF.
“namun tidak semua kandang tertular ASF, masih ada yang steril, tetapi sample yang diuji sebanyak 23 hasilnya sebanyak 21 positif,” kata Honismandri.
Singapura sendiri sejak 23 April 2023 telah menghentikan sementara import babi dari Pulau Bulan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
The Singapore Food Agency (SFA) menghentikan sementara waktu hingga investigasi selesai setelah ditemukannya babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau yang terdeteksi terjangkit African Swine Fever (ASF).
Sebelumnya pada Media Release The Singapore Food Agency (SFA) yang diterbitkan 20 April 2023 menyebutkan bahwa mulai 23 April 2023 sementara ini import babi dari pulau bulan ke Singapura dihentikan sementara hingga investigasi selesai dilakukan.
Peternakan babi PT Indo Tirta Suaka (ITS) yang berada di Pulau Bulan memiliki luas lahan sebesar 1.500 hektare, dengan jumlah babi ternak sebanyak 240.000 ekor dengan populasi per hari sebanyak 2.000 ekor, setiap harinya PT ITS mengeksport babi ke Singapura dengan jumlah yang bervariasi antara 900 ekor hingga 1.300 ekor dengan harga sekitar S$ 2 per kilogram.
PT ITS memiliki peran penting bagi kebutuhan babi di Singapura, karena 15 persen pasokan berasal dari PT ITS dari 5.000 ekor babi kebutuhan di Singapura setiap harinya. Pihak Singapura sendiri secara langsung ikut mengawasi peternakan babi di pulau ini untuk memastikan sterilnya populasi babi disana.