TERASBATAM.ID: Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto Antonius mengingatkan kembali kepada Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi untuk memperhatikan lagi hasil audit Surveyor Indonesia (SI) ketika pihaknya menyerahkan seluruh jaringan air bersih di Batam dalam kondisi baik dan berfungsi. Rencana kenaikan tarif air bersih demi investasi jaringan pipa dinilai tidak masuk akal.
“Jadi begini ya, nilai investasi itu mengacu kepada dasar apa? Masuk akal apa tidak? Apakah masuk akal untuk mengganti seluruh jaringan pipa air bersih di seluruh Batam? Saya ingatkan bahwa jaringan pipa di Batam itu ada 4.284 kilometre, itu kalau belum bertambah, siapa tahu operator yang baru sudah menambah pemasangan pipa. Data itu dulu jaman ATB, tidak mungkinlah diganti semua, kalau nanti ada penggantian pipa pasti di depan rumah anda hancur semua, itu tidak mungkin, tetapi yang dibutuhkan adalah penambahan jaringan, seiring dengan pertumbuhan,” kata Benny merespon rencana Kepala BP Batam Muhammad Rudi akan menaikkan tarif air bersih demi alasan pergantian jaringan pipa yang sudah tua.
PT Adhya Tirta Batam (ATB) mengundang sejumlah pimpinan redaksi berbagai media untuk hadir dalam acara Coffee Morning yang digelar di kantornya, Rabu (18/01/2023).
“Konsesi kami berakhir pada tahun 2020, namun pada tahun 2019 ATB masih memasang pipa sampai ke Tanjung Uncang, silakan buka digital file anda, maka akan ketemu ATB masang pipa kemana-mana. Itu yang pertama. Pipa itu tidak ada istilah untuk 25 tahun dipake, kita tidak tahu pertumbuhannya dimana dan tiba-tiba mau masang pipa,” kata Benny.
Menurut Benny, pemasangan pipa itu mengikuti pertumbuhan, padahal pada saat pertama kali merintis distribusi jaringan air bersih di Batam pada tahun 1995 dengan jumlah penduduk Batam sebanyak 125.000 jiwa pihaknya telah memasang jaringan pipa.
“kita sudah pasang pipa keliling, kondisinya masih hutan semua. Batu aji tahun 1995 itu bentuknya seperti apa? Batam centre tahun 1995 belum berbentuk. Area Central Bussiness Distrik (CBD) Batam itu dulu ada di Sekupang,” kata Benny.
Benny juga mengingatkan lagi soal konsekuensi pemerintah menggandeng swasta dalam Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), jika investasi yang diperlukan dari kerjasama tersebut diambil dari masyarakat melalui kenaikan tarif maka patut dipertanyakan kembali tujuan menggandeng swasta untuk SPAM di Batam.
“tujuannya menggandeng pihak ketiga adalah pihak yang qualified, memiliki kompetensi atau memiliki dana yang cukup, kalau tidak punya hal itu ngapain digandeng?” kata Benny.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi memberikan sinyal tentang rencana kenaikan tarif air bersih yang disampaikan pada pada acara family day funwalk REI-BTN di Halaman Parkir BP Batam, Minggu (15/01/2023).
Menurut Rudi, saat ini untuk mendapat 1 kubik air bersih hanya membayar sebesar Rp 2.500 saja. Sedangkan air dalam 1 drum dihargai Rp 20 ribu.
“Sementara itu, 1 kubik itu kira-kira 5 drum. Jadi sudah tidak sesuai lagi. Saya minta SPAM Batam dan PT Moya Indonesia berhitung butuh uang berapa untuk ganti pipa sesuai kebutuhan. Maka didapati angka Rp 4,5 triliun,” katanya Rudi seperti dikutip dari www.gowest.id.
“Uangnya dari mana, dari kita semua. Ada penyesuaian untuk (tarif) air ini nantinya. Kalau tidak, maka tidak akan selesai. Hidup sana, mati di sini, karena tidak mampu,” tegas Rudi.