Kepri  

BI Kepri: Tekanan Inflasi Tahun Depan Masih Tinggi

Pertumbuhan Ekonomi Kepri Berada Dikisaran 3,9 %

TERASBATAM.ID: Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepri menyebutkan bahwa tekanan inflasi pada tahun 2023 diprediksi masih cukup tinggi meskipun tekanan tersebut masih lebih rendah dibandingkan tekanan inflasi pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan berada pada kisaran 3,9% hingga 4,7% year on year (yoy).

Bagian dari ketidakstabilan ekonomi tersebut masih dipicu oleh ketidakpastian perekonomian global akibat dari perang Rusia dan Ukraina serta belum berakhirnya pengetatan ekonomi moneter oleh banyak negara.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan  Bank Indonesia (BI) Wilayah Kepri Adidoyo Prakoso mengatakan dengan melalui berbagai sinergi dan inovasi pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2023  perkirakan berada pada kisaran 3,9 persen – 4,7 Persen. (yoy).

“Tekanan inflasi pada tahun depan diperkirakan masih tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan tahun ini,” kata Adidoyo Prakoso usai mengikuti  Video Conversi  mengikuti  Pertemuan Tahunan  Bank Indonesia PTBI di Radisson Hotel , Rabu (30/11/2022).

Menyongsong tahun 2023, kondisi perekonomian dihadapkan pada sejumlah tantangan terutama dari sisi eksternal sejalan dengan meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global, yang diikuti dengan peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga. Sehingga berpotensi meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Mencermati kondisi tersebut sebut Adidoyo,  BI Kepri terus mendorong  menjaga momentum pemulihan ekonomi dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Provinsi Kepulauan Riau.

Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga agar tetap tumbuh tinggi dengan mengendalikan tingkat inflasi pada level yang rendah dan stabil serta terus mendorong penyaluran bansos dengan tepat waktu dan sasaran.

“Upaya mendorong konsumsi rumah tangga ini, perlu didukung dengan memastikan tetap tingginya mobilitas masyarakat, ” ucapnya.

Kedua, mengoptimalkan dampak ekonomi dari belanja pemerintah daerah baik APBN maupun APBD dengan melakukan akselerasi sejak awal tahun khususnya untuk belanja modal dan infrastruktur yang selama ini banyak terkonsentrasi pada akhir tahun.

“Yang ketiga, meningkatkan daya saing investasi dengan terus melakukan inovasi yang dapat mendukung terciptanya iklim usaha yang semakin kondusif seperti inovasi terkait kemudahan perizinan usaha dan insentif yang dapat mendorong investasi, serta diperkuat dengan promosi investasi baik domestik maupun luar negeri,” tegasnya.