TERASBATAM.ID: Industri pariwisata di Batam perlahan namun pasti mulai menggeliat setelah pandemic Covid-19 yang kian melandai. Salah satunya ditandai dengan beroperasinya Artotel, hotel berkonsep gallery seni rupa, Selasa (09/08/2022).
Chief Operating Officer (CEO) Eduard Rudolf Pangkerego menyatakan, dibukanya ARTOTEL Batam sebagai respon terhadap situasi perekonomian Indonesia yang semakin kondusif pasca Pandemi Covid-19 dimana kegiatan bisnis dan perjalanan wisata Masyarakat Indonesia semakin menggeliat.
“Dengan dibukanya perbatasan negara tetangga yang sangat berdekatan dengan Batam, yaitu Singapura dan Malaysia. Meskipun Pandemi Covid-19 belum usai, kami yakin kota Batam masih membutuhkan akomodasi untuk para pelaku bisnis dan wisatawan local dan mancanegara yang singgah ke Batam,” kata Eduardo disela-sela Launcing Artotel Batam.
Oleh karena itu sebagai bagian dari jaringan hotel ARTOTEL Group, menurut Eduardo, pihaknya ingin ARTOTEL Batam menjadi akomodasi yang berbeda dan unik di Batam karena konsep hotel butiknya seni rupa yang menawarkan pengalaman menginap yang berbeda melalui sentuhan seni dan gaya hidupnya.
Selain lobi yang menjadi galeri Lukis juga sekitar 138 kamar akan terpampang 3- 5 bingkai lukisan dengan Aliran Kontenporer dengan tema Indonesia dan lokal Melayu.
” Ini yang menjadi daya jual bagi Arthotel di Batam di andingkan dari 54 art hot di Indonesia, ” kata Eduardo.
ARTOTEL Batam akan menampilkan berbagai karya seni di setiap sudut fasilitas hotel, yaitu di ruang publik yang berada di area lobby serta di setiap kamar tamu. Bekerja sama dengan 4 seniman muda local Indonesia yang terdiri dari Katon Bagaskara, Mohammad Taufiq, Nus Salomo, dan Tempa, para seniman ini menampilkan karya seni kontemporer yang mengangkat tema ‘Silk Road’, kisah mengenai jalur perdagangan dari belahan Timur dan Barat, yang disemat dengan elemen tradisional Indonesia dalam figure pewayangan, batik, serta flora & fauna Indonesia.
Sementra itu Wakil Walikota Batam Amsakar Ahmad mengatakan saat ini kondisi pariwisata mulai menggeliat.
“Kunjungan Wisman dan domestik meningkat berlipat- lipat,” kata Amsyakar saat meresmikan Arthotel Batam.
Menurutnya hal ini hotel yang inovasi kereasi seni menjadi peluang -peluamg yang harus di tangkap pelaku pariwisata apa lagi mengembakan dan menyalurkan kreatifitas para ahli serni rupa.
“Apalag iBatam juga sebagai pintu masuk turis asing terbesar ketiga di Indonesia setelah Bali dan Jakarta, ” ungkapnya.
Sementra itu salah seorang pelukis local dari Batam Muhamad Sobirin mengaku senang saat karya lukisnya terpampang di ruang publik hotel art yang menjadi galeri.
” Untuk sekarang saya hanya menampilkan satu lukisan , dengan Judul Bukit senyum, motiv real abstrak, aliran kontenporer, ” kata Sobirin.
Dengan lukisan tipe 120×90 cm dengan judul Bukit senyum menceritakan tentang keindahan di waktu senja di Batu ampar kota Batam denga pantai menghadap kesingapura bersama gedung – gedung – tinggi yang terlihat kecil.
Lukisan ini bermaknakan di suasana waktu senja kita harus rersemun.
Hal yang sama juga Sofyan Atau akrab Abang Seni merasa bahagia dan bangga ketika karya seni kolasenya tapil di Arthotel.
” Ada kebagan tersendiri saat karya seni, karena seni itu indah, dan saya ngak mau bilang pelukis melainkan seniman,” kata Sofian berparas kelahiran kelahiran selat panjang.
” Karya saya merupakan kolase, Senin rupa dengan memanfaatkan media jarum dan benang,” kata Sofyan.
Judul Skesta wajah Guang Gong dengan ukuran 100x 100 cm.
Ia mengungkapkan Sketsa wajah Guang Gong memaksakan. Bahwa ia seorang Budisme yang jujur dan berani serta menjadi Panutan.