Terasbatam.id: Wajah Artinda (31) pekan lalu masih terlihat senyum sumringah membayangkan suaminya Mohammad Shahrin (51), warga Negara Singapura yang sudah hampir dua tahun tidak pernah bersua pasca Covid-19 akan datang ke Batam melalui kebijakan Travel Bubble Batam Bintan – Singapura. Namun ternyata hal itu masih seperti “Cinta Terlarang” yang tak kunjung jelas. Padahal sang suami belum juga dapat bertemu puteri pertama mereka sejak lahir.
Harapan kembali muncul di hati Artinda tatkala pembahasan tentang Travel Bubble Batam Bintan – Singapore kembali hangat menjelang pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Bintan pada 25 Januari 2022 lalu. Bahkan suaminya nun jauh disana telah mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke Batam, bahkan menyiapkan dana asuransi bernilai Rp 1 Miliar sebagaimana yang disampaikan sebagai syarat untuk perjalanan tersebut.
“Kecewalah, berita yang keluar di media selalu kasih kabar angin yang entah kapan kejelasannya,” kata Artinda kepada www.terasbatam.id awal minggu ini.
Artinda mengatakan, untuk melakukan perjalanan ini suaminya telah menuntaskan vaksin kedua serta memperbarui passport miliknya.
“kalau masalah booking hotel bisa kapan saja,” kata Tinda, panggilan akrabnya.
Tinda menikah dengan Mohammad Shahrin pada tahun 2019, terakhir kali dirinya bertemu dengan sang suami pada Maret 2020, selanjutnya pertengahan bulan tersebut Singapura pertama kali menutup pintu masuk.
Setelah itu Tinda yang saat wabah pandemic Covid-19 mulai mewabah dalam kondisi hamil anak pertama, hingga pada 10 Juli 2020 dirinya melahirkan seorang puteri yang kini berusia 1,5 tahun.
“selama ini suami sangat sibuk dan tidak pernah ambil cuti. Rencananya cutinya akan digunakan untuk perjalanan ke Batam saat Travel Bubble,” kata Tinda.
Tinda juga mengaku suaminya tidak dapat melakukan perjalanan ke Batam karena harus merawat adik bungsunya yang sakit di Singapura.
“Selain sibuk karena urusan pekerjaan dan keluarga, dia juga enggan untuk dikarantina jika pulang dari sini,” kata Tinda.
Menurut Tinda, jika travel bubble dilakukan dirinya berpikir suaminya bisa langsung datang ke Batam, tepatnya menginap di Kawasan Nongsa, dan dirinya bersama puterinya akan menyusul kesana.
“saya berpikirnya seperti itu, itu rencana kami,” kata Tinda.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Ardiwinata mengatakan, karena travel bubble itu sifatnya baru sebatas keputusan Indonesia secara sepihak sedangkan Singapura belum menerapkan regulasi yang sama.
“kita sudah buka silakan datang ke Kawasan nongsa. Namun pemerintah Singapura sepertinya masih memperlakukan karantina bagi masyarakatnya yang kembali ke Singapura, seperti itu. Jadi ini menjadi satu pemikiran bagi warga negaranya untuk datang ke Batam,” kata Ardi.
Menurut Ardi, banyak wisatawan Singapura yang enggan jika harus dikarantina jika kembali dari Batam, karena secara prinsip orang yang berwisata ingin efesien waktu dan biaya.
“Belum ada pembahasan lagi, masih perlu didudukkan lebih teknis lagi,” kata Ardi yang menyebutkan tanggal 28 Januari 2022 lalu seharusnya perjalanan perdana dilakukan namun batal, hingga kini tidak lagi ada perkembangan terbaru terkait travel bubble Batam Bintan – Singapura.