TERASBATAM.ID: Ratusan warga Perumahan Putra Jaya Tanjunguncang, Batam, menggelar unjuk rasa pada Rabu (18/09/2024) menuntut aliran air bersih yang lancar. Aksi ini selain memblokir akses jalan ke Kawasan industry galangan kapal juga merusak sejumlah baliho yang memuat photo pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Muhammad Rudi dan Aunur Rofiq.
Baliho dengan photo Walikota Batam Muhammad Rudi dan Bupati Karimun Aunur Rofiq dengan tulisan “Menuju Kepri Lebih Maju” dirusak oleh sejumlah warga yang menaiki tiang kemudian menyobek baliho ukuran jumbo itu.
Sementara warga yang menyaksikan dibawahnya terlihat memberi dukungan sambil berteriak-teriak.
“Jangan dia saja yang kita datangi, sesekali dia yang datang menemui kita,” kata seorang warga dengan pengeras suara secara lantang.
Aksi perusakan baliho tersebut menarik perhatian pengguna jalan yang melintas di jalan utama Batuaji atau Jalan Letjen Suprapto itu.
“Baliho Rudi (Walikota Batam-red) yang mencalonkan diri jadi Gubernur Kepri diturunkan warga karena kecewa dianggap tak becus memimpin Kota Batam selama dua periode ini,” kata Ateng, warga yang merekam dan menyaksikan perusakan baliho tersebut.
Warga berunjukrasa karena mengeluhkan bahwa selama 10 tahun terakhir, mereka tidak pernah menikmati aliran air bersih yang memadai. Massa warga yang merangsek menuju Kawasan Batam Centre terlihat sangat antusias mengeluarkan unek-unek mereka dalam persoalan air bersih.
Fanny, salah satu warga, mengungkapkan keprihatinannya harus membeli air bersih seharga Rp 15 ribu per drum, sementara tagihan air tetap harus dibayar.
“Untuk kebutuhan air harus sisihkan uang untuk beli air bersih. Sementara tagihan air wajib dibayar, tapi yang keluar di keran hanya angin. Kalau tidak bayar aliran air diputus,” keluhnya.
Warga menduga bahwa berkurangnya aktivitas di beberapa perusahaan galangan kapal turut mempengaruhi pasokan air ke rumah mereka. “Kalau PT libur air di rumah kami lancar, masa perusahaan di depan rumah kami lancar. Kami yang sudah pakai pompa air, bahkan tidak dapat air sama sekali,” ujar Fanny.
Aksi pemblokiran jalan dimulai sejak pukul 06.00 WIB di depan PT Wasco dan berlanjut ke depan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batuaji. Para pekerja yang terjebak kemacetan akhirnya memilih untuk pulang setelah mendapatkan izin dari perusahaan.
“Panjang kali macetnya, akses jalan utama masuk ke perusahaan ditutup. Perusahaan juga sudah memberi izin karena tahu ada aksi seperti ini,” ujar Wira, salah satu pekerja PT Wasco.
Berdasarkan catatan www.terasbatam.id sejak Muhammad Rudi memimpin Badan Pengusahaan Kawasan Batam secara ex officio sebagai Walikota Batam persoalan air bersih banyak dikeluhkan. Perpindahaan operator air bersih dari PT ATB ke PT Moya dinilai masih menyisakan banyak masalah. Persoalan yang sering muncul ialah aliran air bersih yang sering tidak mengalir dibandingkan sebelumnya, dan tagihan yang melonjak setelah pergantian operator tanpa penjelasan kepada warga.