TERASBATAM.ID: Mega Proyek Eco City milik PT Makmur Elok Graha (MEG) di Pulau Rempang bakal menggusur 24 Sekolah Dasar (SD) Negeri dan 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) disana. Hingga kini nasib ribuan siswa dari dua tingkatan tersebut belum jelas.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Tri Wahyu Rubianto kepada www.terasbatam.id, Senin (21/08/2023) mengatakan, Dinas Pendidikan masih membahas bersama instansi terkait mengenai nasib ribuan siswa SD dan SMP yang sekolahnya bakal direlokasi tersebut.
“Untuk relokasi belum, sekarang Dinas pendidikan sedang melakukan pendataan, ” kata Tri.
Tri menyebutkan bahwa setelah didata ternyata jumlah sekolah yang ada di Rempang tidak saja sekolah negeri, namun juga ada sekolah swasta.
“Ini yang lagi Dinas Pendidikan Kota Batam akan rapatkan. Bagaimana solusi dari sekolah ini khususnya, dan sekolah keseluruhan yang ada di Rempang Galang yang memang terdampak oleh rencana pembangunan kawasan eco city ini,” kata Tri.
Berdasarkan data Disdik Batam terdapat sekitar 1.100 Siswa SD dan 400 siswa SMP, dari total keseluruhan sekolah disana.
Menurut Tri bahwa Dinas kota Batam memastikan data siswa dan sekolah, walaupun ada relokasi anak-anak ini jangan sampai terganggu proses belajar mengajar yang harus didapatkan oleh siswa.
“kami memastikan mereka tetap bisa menikmati dan mendapatkan Pendidikan” kata Tri.
Ia menyebutkan untuk rencana relokasi sekolah, dan pelajar yang ada di wilayah terdampak, akan dipindahkan ke Galang atau lokasi yang bebas, dan tidak masuk dalam perencanaan pembangunan eco city di Rempang.
” untuk waktu relokasi saya belum mendapatkan informasi, ini baru rencana ” ucap Tri
Menurutnya, sebelum anak-anak benar-benar dipindahkan, Disdik harus menjamin tempat baru mereka. Karena tidak mungkin mereka pindah, namun gedungnya tidak ada. Hal ini yang harus dimatangkan, dan akan segera dibahas, sekaligus mencari solusi untuk sekolah di Rempang yang terdampak.
“Kami tidak mungkin ujug-ujug memindahkan anak-anak, apalagi tempat baru belum ada. Makanya kami ingin pastikan dulu ini,” ungkapnya.
Mengenai jumlah pelajar yang terdaftar bersekolah di wilayah terdampak, Tri menyebutkan masih dalam pendataan. Meskipun sudah ada bayangan angka bahwa total 24 sekolah di sana, namun pihaknya harus memastikan berapa data ril anak yang menempuh pendidikan di sana.
Menanggapi Hal itu Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam Udin P Sihaloho yang membidangi dan Pendidikan Kota Batam mendesak agar investor yang mengelola ke pulau tersebut tidak mengenyampingkan kepada masyarakat khususnya termasuk aset – aset negara, apalagi sekolah.
“itu menyangkut masa depan anak – anak, termasuk pengalokasian ada gambaran yang jelas dari investor juga pemerintah itu yang kita harapkan,” kata Udin.