TERASBATAM.ID — PT Bright PLN Batam berencana akan mempensiunkan lebih dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasam paling lambat 2045 sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah disusun 2021-2030. Perkembangan teknologi energi terbarukan yang kini menjadi pilihan utama menjadi alasan “menyuntik” mati lebih awal energi dari sumber fosil tersebut.
Direktur Utama PT Bright PLN Batam Nyoman S Astawa dalam konferensi pers secara daring, Kamis (4/11/2021), mengatakan PLTU Tanjung Kasam sudah beroperasi sejak 2012 lalu dengan daya mampu sebesar 2 x 55 Mega Watt (MW). Operasional PLTU Tanjung Kasam akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Energy Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait dengan operasional PLTU di Indonesia.
“Kita tahu dengan RUPTL akan ada rencana pemberhentian pengoperasioan PLTU, apakah itu nanti PLTU Tanjung Kasam akan diakhiri seusai kontraknya . Kita tahu kontrak kita dengan Tanjung Kasam 25 tahun, itu akan berakhir sebelum tahun 2045. Sehingga mungkin pada saat berakhirnya kerjasama ini maka PLTU Tanjung Kasam akan kita retired (pensiunkan-red),” kata Nyoman.
PLTU Tanjung Kasam mulai beroperasi secara penuh pada akhir tahun 2012 lalu dengan mesin pembangkit 55 MW x 2. PLTU Tanjung Kasam dibangun oleh kontraktor asal China dan memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari kebutuhan listrik di Batam sebesar 384 MW. PLTU ini menghabiskan 30.000 ton Batu Bara setiap bulannya.
“Kita tahu saat ini perkembangan dari teknologi terbarukan sangat cepat, kalau kita lihat perkembangan revolusi industry dengan adanya mesin uap butuh waktu 100 tahun sampai saat ini. Tetapi dengan energy terbarukan kita lihat bagaimana fase dari teknologi ini sangat cepat terjadi perubahan,” kata Nyoman.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) saat ini, menurut Nyoman, melalui floting Solar PV maupun Solar Rooftop menjadi pilihan utama sebagai energy terbarukan untuk menggantikan sumber energy fosil yang digunakan selama ini demi efesiensi dan ramah lingkungan.