TERASBATAM.ID: Pasien monkeypox atau cacar monyet di Singapura yang terus bertambah disikapi oleh Pemerintah Kota Batam dengan mengundang sejumlah instansi terkait seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) dan seluruh rumah sakit dan layanan kesehatan. Pertemuan tersebut dalam rangka mewaspadai dan mengawasi pintu-pintu perbatasan antara Singapura dan Batam.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batam Meldasari mengatakan, telah digelar rapat bersama dengan KKP, BTKLPP, puskesmas dan layanan kesehatan dalam rangka kesiap-siagaan Batam sebagai daerah perbatasan yang dekat dengan Singapura.
“Jadi di Singapura telah ditemukan 11 kasus monkeypox, istilahnya kesiap siagaan Batam sebagai daerah perbatasan,” kata Melda.
Rapat dengan instansi terkait yang digelar oleh Pemko Batam tersebut dipimpin oleh Asisten 3 Pemko Batam Heriman HK.
Sebelumnya, menurut Melda, pada tanggal 28 Juli seorang pasien dengan gejala seperti monkeypox dilaporkan rumah sakit Elizabeth Batam kepada Dinas Kesehatan. Selanjutnya dilakukan investigasi dengan mengirim sample dari pasien yang bersangkutan kepada BTKLPP, hasil uji laboratorium diketahui 5 hari kerja yang diperoleh pada tanggal 3 Agustus 2022 lalu.
“Hasilnya alhamdulillah negative, bukan monkeypox, selanjutnya penanganannya diserahkan kepada layanan kesehatan bersangkutan,” kata Melda.
Menurut Melda, KKP sendiri mengatakan, bahwa pengawasan di pelabuhan yang dapat dilakukan berupa deteksi suhu badan dan pengamatan fisik saja. Selanjutnya prosedur penanganan sebagaimana yang dilakukan pada prosedur Covid-19.
“JIka suhu tubuh 38 derajat dan ada ruam-ruam di anggota badannya maka kita tangani sesuai prosedur monkeypox,” kata Melda.
Menurut Melda, tingkat kematian penyakit monkeypox ini mencapai 3 hingga 6 persen, penyakit ini telah menyebar di 75 negara dan tiga negara berada di Kawasan asia, yaitu Singapura, Thailand dan Australia.
Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi KKP Batam Romer Simanungkalit mengatakan, saat ini kesiap-siagaan yang dilakukan oleh KKP nyaris sama saja ditengah pengawasan arus kedatangan ditengah Covid-19.
“alat deteksi di pintu masuk memang sudah ada hingga saat ini, jadi kita amati saja suhu tubuh dan ruam di anggota tubuhnya,” kata Romer.
Menurut Romer, tidak ada perbedaan antara penanganan Covid-19 dengan mewaspadai monkeypox.
“perbedaannya Covid dulu ada pembatasan. Sedangkan Monkeypox tidak ada pembatasan Kita hanya pemantauan,” kata Romer.


