TERASBATAM.ID – Arsari Tambang, melalui anak perusahaannya PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), meresmikan pabrik solder pertamanya yang berlokasi di Tunas Prima Industrial Estate, Batam, pada Kamis (10/07/2025). Peresmian ini menandai langkah konkret dalam upaya hilirisasi timah di Indonesia, sekaligus menepis keraguan banyak pihak.
Direktur Utama Arsari Tambang, Aryo P. S. Djojohadikusumo, dalam sambutannya mengungkapkan makna mendalam di balik peresmian pabrik ini.
“Hari ini merupakan hari yang jujur penuh makna bagi saya pribadi dan bagi grup tamu di Arsari,” ujarnya. Meskipun mengakui bahwa pabrik ini bukan yang terbesar atau dengan nilai investasi terbesar di Batam, namun memiliki arti penting karena membuktikan kemampuan Indonesia dalam melakukan hilirisasi timah.
Aryo menyoroti bagaimana banyak pihak, bahkan rekan sendiri, yang meragukan kemungkinan Indonesia untuk membangun pabrik solder dan bersaing dengan negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura.
“Hari ini, Pak Hashim, Pak Gubernur, Pak Wali Kota, kita tidak hanya meresmikan pabrik, tapi kita akan menandatangani dua MOU. MOU dengan PT Freeport sebagai salah satu supplier bahan baku kita. Dan MOU dengan Volex sebagai salah satu calon customer kita,” tegas Aryo, menambahkan bahwa produk solder mereka sudah laku terjual bahkan sebelum peresmian.
Inisiatif ini sejalan dengan semangat pemerintahan sejak era Presiden Joko Widodo dan hingga Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan nilai tambah di Indonesia melalui hilirisasi.
Aryo menyatakan, “Hari ini adalah bukti bahwa kalian semua salah, bahwa Indonesia bisa, bahwa Indonesia mampu hilirisasi.” Ia optimis bahwa Indonesia tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan solder sendiri, tetapi juga siap mengekspor.
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyambut baik peresmian ini, mengingat percepatan pembangunan pabrik yang hanya membutuhkan waktu sekitar satu tahun tiga bulan setelah groundbreaking pada 10 Maret 2024. “Tentu kami atas nama pemerintah Provinsi Kepri, pemerintah Kota Batam, dan BP Batam dan seluruh masyarakat Kepri mengantarkan ucapan (selamat) dan ini tentu menambah kekuatan amunisi pertumbuhan ekonomi di Kepri,” kata Ansar. Ia yakin pabrik ini akan memberikan efek berantai yang besar bagi masyarakat Kepulauan Riau.
Ansar juga menekankan posisi strategis Kepulauan Riau sebagai salah satu dari 10 chokepoint penting perdagangan dunia, yaitu Selat Malaka. Ia berharap spillover effect ekonomi dari aktivitas di selat ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi RI, Todotua Pasaribu, mengapresiasi peresmian pabrik ini sebagai realisasi investasi yang sejalan dengan fokus Kementerian Investasi dan Hilirisasi di pemerintahan saat ini. “Kami yang sudah dengan semangat… Mas Aryo sudah menjelaskan memang kita berbicara investasi ini tidak hanya berbicara umum atau anggun saja tetapi kita pun juga mau berbicara sedikit apa itu terlihat,” ujar Todotua. Ia menyoroti pentingnya hilirisasi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi 8% di tahun 2029, dengan target realisasi investasi mencapai Rp 13.000 triliun dalam lima tahun ke depan.

Todotua Pasaribu juga menyebut Timah sebagai salah satu dari 28 komoditas prioritas hilirisasi yang serius didorong oleh kementeriannya. Ia menyoroti tantangan daya saing industri hilirisasi timah di Indonesia, khususnya dalam konteks pembelian bahan baku timah yang harus melalui bursa. Ia berharap ada terobosan regulasi agar pabrik hilirisasi dapat langsung membeli dari smelter untuk meningkatkan daya saing.
Sementara itu, Hashim S. Djojohadikusumo, Komisaris Utama Arsari Tambang, dalam sambutannya yang singkat, mengungkapkan kebanggaannya terhadap semangat Aryo P. S. Djojohadikusumo, yang juga merupakan putranya. “Apa yang dikatakan sangat komprehensif, lebih bersemangat dari saya. Maklum, generasi muda, Pak Gubernur, dan lebih bersemangat,” tutur Hashim. Ia melihat peresmian ini sebagai pembuka jalan bagi generasi muda dalam pengembangan industri.
Peresmian pabrik solder STANIA ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting yang menginspirasi pembangunan industri berbasis timah di Indonesia, serta memberikan manfaat besar bagi bangsa dan negara.


