Menjajal Sepiring Nasi Lemak dari Lee Hsein Loong untuk Jokowi di Adam Road Food Centre

TERASBATAM.ID: Sembilan tahun silam ketika kedatangan Presiden Joko Widodo dan istrinya, Iriana ke Singapura untuk menghadiri wisuda putra mereka, Kaesang Pangarep disambut sepiring nasi lemak yang disuguhkan oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong.

Nasi lemak yang disuguhkan memang bukan sembarang nasi lemak, karena nasi lemak Selera rasa cukup legendaris di negeri jiran tersebut. Sehari-hari Nasi Lemak Selera Rasa membuka gerai kecilnya di Adam Road Food Centre.

“Discover our unique flavoured dish from a traditional family secret receipe”, sebuah tagline yang tertulis di depan gerai kecilnya diantara berbagai gerai makanan di food centre tersebut. Sejumlah menu tertulis, dari Regular meal dengan harga senilai S $ 4.00 atau setara Rp 44 ribu, nasi lemak yang disajikan dengan telur mata sapi dilengkapi dengan sambal dan kacang serta ikan bilis.

Kemudian ada fish meal, nasi lemak dengan ikan seharga S $ 5.00, Otah Meal, nasi lemak yang disajikan denga ota-ota dengan harga S$ 4,8, Royal Flush, nasi lemak yang dilengkapi lauk ota ota dan chicken wing dengan harga S$ 6,50 dan yang paling lengkap Royal Rumble dengan toping Chicken Wing, Fish dan Otah dengan harga S$ 7.00.

Untuk menuju Adam Road Food Centre, sarana yang paling praktis ialah menggunakan taksi, cukup menyebutkan Adam Road Food Centre, sepertinya supir taksi di Singapura mengenal tempat tersebut dengan baik. Berada diantara pemukiman rumah-rumah elite di pusat kota.

Jika tiba disana diatas pukul 08.00 pagi, maka antrian yang kita temui di Selera nasi lemak sudah cukup lumayan panjang, apalagi jika weekend, mereka yang selepas berolah-raga menjadikan hidangan nasi lemak selera rasa sebagai menu pembuka diawal pagi.

Diantara gerai-gerai yang lain, memang antrian Selera Rasa paling mencolok, di kanan dan kirinya memang terdapat juga gerai yang menawarkan nasi lemak sebagai hidangan utamanya, namun pembelinya tak sebanyak Selera Rasa.

Tekstur nasinya mirip dengan nasi briyani, panjang, lembut, namun minyak yang berasal dari santan pada nasi tidak terlalu kentara, hanya terasa tipis-tipis saja, namun rasanya memang cukup pas di lidah.

Diunggah oleh PM Singapura di Facebook

Jamuan yang disuguhkan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong di kediamannya pada 23 November 2014 silam mengundang banyak penasaran penikmat kuliner.

Lee mengunggah foto di akun Facebook pribadinya, yang memperlihatkan dirinya dan istri, duduk satu meja dengan Jokowi dan Iriana. Masing-masing pasangan duduk berhadapan. Mereka tengah menikmati nasi lemak di depannya.

“Had breakfast with President Joko Widodo and his wife, Iriana, this morning. They were here for their son’s graduation from ACS (International). We had Selera Rasa Nasi Lemak from Adam Road and Roti Prata from Madras New Woodlands. See us tucking in!–LHL,” begitu tertulis di Facebook Lee.

Nasi lemak sejatinya bukan makanan asli Singapura. Hidangan yang mirip nasi rames atau nasi campur di Indonesia itu, lebih dikenal sebagai makanan nasional Malaysia.

Nasi lemak merupakan hidangan nasi yang dimasak dengan santan dan pandan seperti nasi uduk, lalu disajikan bersama ikan teri, kacang, telur rebus, serta kari ayam kental atau daging rendang. Tentu saja, sambal menambah kelezatannya.

Begitu dicecap, nasi lemak akan langsung terasa gurih di lidah, akikbat santan yang dicampur saat memasak nasi. Aromanya juga sangat wangi karena ada daun pandan.

Mulanya, nasi itu hanya dimakan sebagai menu jamuan makan khusus. Namun kelamaan, nasi lemak banyak disajikan di berbagai kesempatan. Di Malaysia, nasi lemak banyak dijual di tepi jalan sebagai menu sarapan.

Lauknya pun semakin banyak variasi. Ada tahu, tempe, satai, cumi-cumi, udang, sampai kerang. Nasinya juga ada yang dikukus. Selain itu, ada versi Tiongkok, Singapura, sampai vegetarian.

Versi tradisional biasanya dibungkus dengan daun pisang. Harganya cukup murah, 2,5 RM sampai 10 RM (Rp 9 ribu sampai 36 ribu).

Nasi lemak pertama disebut dalam The Circumstances of Malay Life yang ditulis Sir Richard Olof Winstedt tahun 1909. Dinamakan nasi lemak, karena ia berminyak dan memang penuh kalori serta lemak. Seiring perkembangan, nasi lemak makin populer sebagai hidangan Melayu. Tak hanya di Malaysia, ia juga bisa ditemukan di Brunei Darussalam, Singapura, juga Indonesia.