Membedah IKN di Indonesia – Singapore Business Forum

Terasbatam.id: Indonesia memaparkan mengenai Ibukota Negara di Kalimantan Timur dalam acara Indonesia – Singapore Business Forum yang digelar di Singapura, Selasa (14/06/2022) lalu.

Diana Kusumastuti, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI pada Indonesia-Singapore Business Forum (14/06) bertempat di Hotel Hilton Singapura mengatakan bahwa ertumbuhan Ibu Kota Negara Indonesia yang baru tidak hanya merupakan proses perpindahan ibu kota, namun juga sebagai proses transformasi Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Diana pada diskusi sesi ketiga yang mengangkat tema terkait pembangunan ibu kota baru Indonesia setelah sebelumnya sesi pertama membahas mengenai energi terbarukan dan pembangunan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

Sesi III: A Green, Sustainable, and Smart New Indonesia Capital City

Selain kehadiran Dirjen Cipta Karya, sesi ini juga menghadirkan Prof. Mohammed Ali Berawi, Ketua Bidang Transformasi Teknologi dan Inovasi IKN dan Danis Hidayat Sumadilaga, Kepala Satuan Tugas Pembangunan IKN dengan Sarah Al-Khaldi, presenter CNA sebagai moderator.

Ditegaskan oleh Prof. Ali Berawi, bahwa IKN penting karena dapat menjadi mesin baru penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, antara lain di bidang energi dan kesehatan. Diharapkan di awal tahun 2023, pembangunan IKN dapat semakin diakselerasi.

Terkait dengan kesempatan investor asing untuk dapat terlibat pada pembagunan IKN, Danis Hidayat menyatakan bahwa IKN akan dibangun dalam 5 (lima) tahap, di mana saat ini masih dalam proses pembangunan tahap pertama yang merupakan pembanguna fasilitas dasar.

Di tahap pertaman ini, terdapat banyak kesempatan bagi investor untuk dapat terlibat, antara lain pada proses pembangunan jalan raya, sanitasi dan sistem pembuangan. Sementara itu, Prof. Ali Berawi menambahkan bahwa sebagai smart city dengan konsep ramah lingkungan, Maka dari itu, pihak manapun yang memiliki teknologi dan keahlian, dapat turut serta dalam proses pembangunan IKN karena dibutuhkan teknologi untuk dapat membangun smart governance, smart waste, smart infrastructure dan di saat bersamaan mempertahankan sebanyak 75% area hijau.

Pembangunan IKN nantinya juga diharapakan dapat menjadi model pembangunan berbagai kota lainnya di Indonesia.

Sesi IV: Harnessing Digitalization for Sustainable Economic Development 2

Sesi keempat menghadirkan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo sebagai pembicara. Pada kesempatan ini, disampaikan bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya menghadirkan tantangan, tetapi juga momentum bagi perkembangan digitalisasi dan pertumbuhan ekonomi hijau di Asia dan bahkan dunia.

Untuk mendukung digitalisasi, pemerintah melalui Bank Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung pembangunan ekosistem yang sehat bagi ekonomi digital dan pembangunan keuangan di Indonesia.

“Saya percaya bahwa transformasi digital dan peningkatan penyediaan jasa keuangan (financial deepening) memainkan peranan yang penting dalam mempromosikan transisi menuju ekonomi yang inklusif dan hijau”, tegas Perry.

Sesi V: Digital Transformation for SMEs and Investment in SEA

Sesi kelima menghadirkan pembicara yaitu Ye Gang, Co-Founder dan Group Chief Operating Officer Sea Limited; Kusumo Martanto CEO Blibli.com; George Hendrata CEO Tiket.com, serta Fock Wai Hoong, Deputy Head, Technological & Consumer Deputy Head, South East Asia, Temasek.

Pada sesi ini dibahas mengenai peranan besar perdagangan digital selama masa pandemi, terutama terkait proses digitalisasi dan inklusi ekonomi masyarakat. Pandemi menghadirkan tantangan, namun juga kesempatan.

Digitalisasi SME bertumbuh pesat selama pandemi. Pandemi juga memaksa banyak pelaku usaha untuk beralih menggunakan platform digital. Hal ini pada akhirnya semakin mendorong proses digitalisasi di masyarakat. Pandemi juga digunakan oleh para pelaku bisnis digital untuk turut mengembangkan talenta digital dan teknologi Indonesia.

Sesi VI: Indonesia and The G20 Presidency

Sesi keenam menghadirikan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP. Marsudi sebagai pembicara, dimana Menlu Retno menyampaikan bahwa di tengah upaya pemulihan saat ini, dunia menghadapi berbagai tantangan antara lain konflik di Ukraina, penurunan tingkat pertumbuhan global, masalah kemiskinan, masalah energi, dan pasokan pangan.

G-20 diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. “Sejak awal, Indonesia berkomitmen kuat agar G-20 dapat menghasilkan pencapaian nyata di 3 sektor prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi”, ujar Menlu Retno.

Terkait prioritas tersebut, Indonesia dan Singapura memiliki cukup modal untuk dapat mendukung pencapaian ketiga hal tesebut melalui berbagai kolaborasi dan kerja sama. Menlu Retno juga mengapresiasi berbagai dukungan Pemerintah Singapura terhadap keketuaan G-20 Indonesia tahun 2022. (sumber KBRI Singapura)