TERASBATAM.ID – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) H. Wihaji melakukan kunjungan kerja ke Pulau Penyengat, Tanjungpinang, pada Kamis (23/10/2025), dan menyatakan kekagumannya terhadap kekayaan sejarah dan peradaban Melayu yang diwariskan di pulau tersebut.
Didampingi Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) H. Ansar Ahmad, Menteri Wihaji menyusuri sejumlah situs penting. Rombongan memulai kunjungan dengan menziarahi makam Raja Hamidah (Engku Puteri), tokoh bangsawan wanita yang dikenal karena keteguhannya menjaga simbol-simbol kerajaan.
Kekaguman mendalam disampaikan Menteri Wihaji saat mengunjungi makam Pahlawan Nasional Raja Ali Haji, seorang ulama, pujangga, dan budayawan besar yang berjasa merumuskan tata bahasa Melayu dan meletakkan dasar bagi Bahasa Indonesia modern.
“Raja Ali Haji bukan hanya milik masyarakat Melayu, tetapi milik seluruh bangsa Indonesia. Dari buah pikirnya lah kita memiliki bahasa persatuan yang menyatukan negeri ini,” ucap Menteri Wihaji.
Ia menilai Pulau Penyengat menyimpan warisan luar biasa, menjadikannya cermin kejayaan intelektual bangsa di masa lampau. “Dari sini kita belajar bagaimana nilai agama, budaya dan kebangsaan berpadu menjadi satu kekuatan moral bangsa,” tambahnya.
Kunjungan berlanjut ke Balai Maklumat Inderasakti, tempat penyimpanan hampir 500 koleksi naskah kuno yang memuat surat-surat pemerintahan, hukum adat, hingga peraturan pengelolaan tanah, semuanya ditulis dalam bahasa Melayu klasik beraksara Arab-Melayu.
Gubernur Ansar Ahmad menegaskan bahwa kehadiran Mendukbangga di Pulau Penyengat merupakan bentuk pengakuan nasional terhadap nilai sejarah dan kebudayaan Melayu yang menjadi kebanggaan Kepri.
“Pulau Penyengat adalah pusaka bangsa, bukan hanya milik Kepri. Di sini lahir pemikir besar seperti Raja Ali Haji yang kontribusinya begitu nyata dalam sejarah bahasa dan kebangsaan kita,” ujar Gubernur Ansar.
Pemerintah Provinsi Kepri berkomitmen untuk terus menjaga, melestarikan, dan merevitalisasi kawasan Pulau Penyengat agar tetap menjadi destinasi sejarah dan pendidikan unggulan nasional.
Sebagai penutup kunjungan, rombongan beribadah di Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Menteri Wihaji menilai masjid yang dibangun pada abad ke-18 dengan campuran putih telur ini adalah simbol persatuan antara iman, ilmu, dan budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Melayu.
Menteri Wihaji berharap semangat literasi dan budaya yang pernah tumbuh di Penyengat dapat menjadi inspirasi bagi keluarga Indonesia dalam membangun generasi yang berkarakter, beradab, dan mencintai ilmu.


