TERASBATAM.id – Sebuah transformasi inspiratif terjadi di Kelurahan Muka Kuning, Batam. Dikenal sebagai “Kampung Aceh” yang dahulu identik dengan stigma negatif sebagai pusat peredaran narkoba, kini wilayah tersebut menjelma menjadi Kampung Madani Bersih Narkoba (Bersinar). Perubahan ini ditandai dengan diresmikannya “Dunia Kopi Kampung Madani Bersinar” oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol Marthinus Hukom, Kamis (13/2/2025).
“Reputasi negatif Kampung Aceh tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga menghambat pembangunan dan kesejahteraan mereka,” kata Marthinus Hukom.
Titik balik perubahan dimulai sejak Juli 2024, ketika pemerintah mencanangkan Kelurahan Muka Kuning sebagai Kelurahan Bersinar. Melihat potensi kopi sebagai komoditas unggulan, BNN RI bekerja sama dengan pemerintah daerah, kepolisian, serta sektor swasta seperti Biznet, Kawasan Industri Panbil, dan Kawasan Industri Batamindo meluncurkan program “Gerobak Dunia Kopi.” Program ini bertujuan memberikan alternatif mata pencaharian bagi masyarakat yang rentan terhadap penyalahgunaan narkotika.
“Saya ingin masyarakat di sini memiliki kehidupan yang lebih baik, menjauh dari narkoba, dan membangun masa depan yang lebih cerah. Dunia Kopi Kampung Madani Bersinar ini adalah bukti bahwa perubahan itu mungkin,” ujar Marthinus Hukom.

Dalam peresmian tersebut, Komjen Pol Marthinus Hukom menyerahkan Paket Wirausaha Gerobak Dunia Kopi secara simbolis kepada warga Kampung Aceh. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan mata pencaharian, tetapi juga menciptakan komunitas yang produktif, mandiri, dan bebas dari narkoba.
Kepala Kantor BNN Provinsi Kepulauan Riau, Brigjen Hani Hidayat, menegaskan bahwa upaya pemberantasan narkoba di Batam harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Ia menyebut pendekatan yang diterapkan di Batam terinspirasi dari keberhasilan pemberantasan di Gang Dolly, Surabaya, dan Kalijodo, Jakarta.
“Hard power approach itu dari atas ke bawah, pemberantasan total. Kita tidak hanya bisa memerintah dari belakang meja, kita harus turun langsung,” tegasnya. Selain penindakan, pendekatan bottom-up juga diperlukan dengan melihat akar masalah di masyarakat.
Untuk mengatasi dampak sosial dari narkoba, BNN Kepri menginisiasi program rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat melalui dunia kopi. “Bagaimana kita menyelesaikannya? Ya, kita bikin dunia kopi di sini. Harapannya, yang tadinya mereka pakai narkoba, sekarang bisa belajar life skill,” kata Hani.
Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Bea Cukai, dan pemerintah daerah. “Kami semua berkolaborasi, bukan hanya BNN Kepri sendiri. Ini bukan hanya seremonial, tapi akan berkelanjutan,” ucapnya.
Saat ini, sudah ada 10 titik yang masuk dalam program ini, dengan tiga di antaranya masih dalam proses pengembangan. “Nanti akan terus kita tambah, didukung oleh dana CSR,” ujarnya.
Transformasi Kampung Aceh menjadi Kampung Madani Bersinar bukan hanya tentang menghapus stigma, tetapi juga membuktikan bahwa dengan tekad dan kolaborasi, perubahan nyata bisa terjadi. Kini, di setiap cangkir kopi yang disajikan oleh warga, ada cerita perjuangan, harapan, dan kebangkitan.
[kang ajank nurdin]


