TERASBATAM.ID: Ikan olahan dalam kemasan produksi Usaha Kecil Menengah (UKM) akan menembus pasar Singapura, ikan kemasan yang diolah dengan bumbu seperti Asam Pedas, Sambal Bilis Tanak dan sebagainya direncanakan akan mulai dieksport pada pertengahan tahun ini.
Ketua Koperasi Rumah Bungkus Radja Isha Dewi Rahmawati mengatakan Koperasi yang beranggotakan 20 orang ini tengah mengembangkan produk baru dalam usahanya yaitu pengalengan olahan makanan untuk ekspor.
“Ada lima prodak, Ikan daun kari, Ayam pecak, Rendang Jamur, Ikan asam pedas, Sambal Bilis Tanak, Problemnya dari pengawetan makanan, kita tak kuatir pasar, pasar selalu ada, tetapi masalah kualitas yaitu ketahanan makanan,” kata Dewi.
Dewi mengatakan perizinan saat ini tengah dalam proses di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sejak Januari 2023 lalu dan rencanakan pihak BPOM akan melakukan survey pada 3 Maret 2023.
“Pengajuan ijin Edar dari BPOM sudah Januari 2023 rencana tanggal 3 Maret akan survey oleh petugas BPOM, ” kata Dewi.
Setelah perijinan dari BPOM kemudian perijinan ekspor HCCP dan GMP sama HASAP tengah proses dari Singapura.
“Karena Pangsa pasar kita Singapura. Untuk tahap awal produksi ditargetkan 600 kaleng perhari, serta untuk target awal Rp 500 Juta sampai Rp 2,7 miliar,” kata Dewi.
Sementara itu Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan sudah saatnya hasil produk-produk yang diproduksi UKM di Batam melirik pasar eksport yang cukup menjanjikan, bahkan dari sisi pajak juga jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan menghandalkan pasar local.
“Beban pajak didalam negeri terhadap produk local cukup besar, saya kira plus minus sekitar 18 persen,” kata Ansar.
Ansar mengatakan, dengan tingginya pungutan pajak tersebut perlu perhatian pemerintah pusat, agar produk usaha di Batam yang selama ini menghandalkan pasar eksport juga bisa dinikmati di provinsi atau Dareh lain dalam negeri.
“jika beredar di Batam atau daerah lainnya harus ada insentif pajak sehingga bisa dinikmati juga disini,” kata Ansar saat meninjau Usaha Koperasi pengolahan makanan kaleng di Kawasan Industri Tunas II, Batam Center, Senin (27/2/23).
Menurut Ansar salah satu pasar potensial tentu pasar luar negeri karena kawasan Free Trade Zone (FTZ) maka kalu kita ekspor kita bebas bea ekspor dan pasarnya menjanjikan.
Untuk mendorong itu Pemprov Kepri mengeluarkan dana Batuan Rp 1 miliar kepada Koperasi Rumah Bungkus Rajda Isha dalam dalam mengembangkan pengelolaan olahan Ikan kaleng Komoditi ekspor untuk alat sterilisasi Bakteri .
“Mengenai ekspor tentu kita berbicara soal kwalitas, ketahanan dan mutu produk maka kita membantu alat sterilisasi bakteri, yang sudah selesai di pasang dalam proses penyesuaian- penyesuaian, ” kata Ansar.
Menurut Ansar, pihaknya akan menungu akhir Mei atau Juli tahun ini hingga produk tersebut siap diluncurkan.
“karena ini bisa membangun daya saing kita, karena bisa tahan sampai satu tahun sampai 1,4 tahun, yang kita pelajari rasanya atau taste,” kata Ansar.