TerasBatam.id: Kementerian Perhubungan RI mengintruksikan seluruh pengelolah Bandara di Indonesia untuk melengkapi Barcode Scanner untuk memeriksa data Peduli Lindungi calon penumpang yang memuat riwayat vaksinasi dan swab PCR melalui Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Managemen Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam akan mengoperasikan 4 unit barcode scanner PeduliLindungi untuk memeriksa status vaksin calon penumpang yang akan berangkat dari bandara tersebut. Pengoperasian tersebut dalam rangka mempermudah mobilitas penumpang ditengah pandemi Covid-19 dan mulai dioperasikan pada 28 Agustus 2021 mendatang.
Berikut petikan wawancara pelaksana tugas reporter www.terasbatam.id Wineke Asmeral dengan General Manager Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Benny Syahroni, Rabu (25/08/2021) disela-sela kesibukannya memantau aktivitas di Bandara Hang Nadim, bandara yang memiliki runway terpanjang di Asia, 4.025 meter ini.

Kapan Barcode Scanner itu akan diterapkan di Bandara Hang Nadim?
Insyah Allah kami di BUBU Hang Nadim sesuai dengan arahan dari Kemenhub bahwa kita pada tanggal 28 Agustus 2021 itu sudah ready, mudah-mudahan di hari Jumat besok (27/08/2021) BUBU Hang Nadim siap menggunakan scanner barcode atau sehari sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh Kemenhub.
Ada berapa alat yang nantinya dioperasikan?
Kita siapkan dan sedang kita pesan sebanyak 4 unit.
Apakah 4 unit barcode scanner itu cukup memadai dengan jumlah penumpang ?
Kita lihat situasi di lapangan seperti apa, jika seandainya jumlah penumpang bertambah tentu kita akan menyesuaikan, hitungan empat alat tersebut dengan asumsi jumlah penumpang seperti saat ini yang berangkat berkisar 1.000 orang per hari , tetapi kita lihat perkembangannya jika kurang kita tambah.
Dimana akan dipasang Barcode Scanner itu?
Akan dipasang di pintu keberangkatan, karena ini memang untuk penumpang yang akan berangkat saja. Tetapi nanti ada proses validasi juga oleh petugas pada hal-hal tertentu.
Kita berharap sih tidak ada lagi pemeriksaan manual, tetapi tentunya jika ditemukan adanya masalah-masalah tertentu kita serahkan kepada petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) di lapangan. Tetapi ini tergantung situasi, intinya kita harapkan tidak ada pemeriksaan manual lagi.


