TerasBatam.id: Pemerintah Kota Batam akan melaksanakan survey Herd Immunity mulai minggu depan (25 – 31 Oktober) ini. Walikota Batam Muhammad Rudi telah memerintahkan Camat dan Lurah untuk mendata jumlah warga untuk sinkronisasi angka vaksinasi dan persentase herd immunity.
“Survey Herd Immunity akan dilaksanakan minggu depan, sebetulnya Herd Immunity, berdasarkan hitung-hitungan orang selama ini ialah jika vaksinasi sudah diatas 80 persen maka capaian Herd Immunity sebesar 70 persen, tetapi ada rasa keraguan kita,” kata Rudi seusai upacara memperingati Hari Santri di Lapangan Engku Putri, Batam, Jumat (22/10/2021).
Menurut Rudi, dengan survey herd immunity pihaknya berharap dapat menjadi referensi juga bagi pihak lainnya, jika nantinya berdasarkan survey secara langsung kepada masyarakat bahwa jika capaian vaksinasi 85 persen maka capaian herd immunitynya setara atau lebih kecil.
“maka dengan survey ini mudah-mudahan kita ajak untuk menjadi referensi juga, ya kalau vaksin sudah 85 persen ternyata herd immunitynya 85 persen juga berarti vaksinnya berhasil,” kata Rudi.
Rudi mengatakan, saat ini pihaknya sudah memerintahkan kepada para Camat dan Lurah untuk mendata jumlah penduduk untuk sinkronisasi atau pencocokan antara jumlah warga yang telah divaksin dengan jumlah warga yang wajib vaksin menurut Kementerian Kesehatan.
“Camat dan Lurah saya lagi mendata, betul tak yang dimasukkan oleh Kementerian Kesehatan 900 ribu jumlah wajib vaksin di Batam, orangnya masih ada disini ? Menurut saya, berdasarkan data yang saya terima, sudah banyak yang tidak ada lagi, tetapi datanya belum valid. Sedang disiapkan oleh Camat dan Lurah,” kata Rudi.
Menurut Rudi, artinya jika informasi yang diterimanya bahwa ada sekitar 100 ribu penduduk yang telah menerima vaksin di Batam sudah tidak lagi berdomisili di Batam. Dengan data tersebut akan mempengaruhi persentase herd immunity.
“Jika memang dari pendataan itu ada sekitar 100 ribu warga Batam sudah tidak berada di Batam lagi, maka kesimpulannya adalah vaksinasi di Batam sudah 95 persen. Tim sedang kerja keras dilapangan,” kata Rudi.
Menurut Rudi, terkait dengan pembukaan perbatasan yaitu dengan pembukaan pelabuhan dan bandara Internasional Hang Nadim sudah dilakukan pihaknya, namun ada sejumlah persyaratan yang harus diselesaikan lebih dulu oleh pihaknya.
“Kita sudah minta pelabuhan dibuka untuk rute internasional, salah satunya dengan SIngapura, tetapi persyaratannya harus kita selesaikan, sebab kalau kita buka Bandara dan Pelabuhan, apakah sudah ada yang masuk? “ tanya Rudi.
Agar tidak menimbulkan keraguan, menurut Rudi, langkah bijak ialah menyiapkan lebih dulu sejumlah kawasan di Batam untuk travel bubble itu, seperti Nongsa dan Batam Centre serta capaian vaksinasi sebesar 100 persen.
“itu jawaban yang harus saya sampaikan kepada pihak terkait,” kata Rudi.
Menurut Rudi, jika survey herd immunity telah dilakukan dan capaian vaksin untuk penduduk Batam telah maksimal, maka akan dilampirkan kepada pemerintah pusat agar perbatasan antara Batam dengan sejumlah Negara tetangga segera dibuka.
“kan di Indonesia tidak ada yang bikin survey Herd Immunity, yang bikin survey ini baru Haji Muhammad Rudi, karena alasan kita mau buka pariwisata. Provinsi (Kepri) juga tidak melakukannya,” kata Rudi sambil tertawa ringan.
Rudi berharap dengan hasil survey herd immunity itu nantinya tidak lagi menimbulkan keraguan kepada Singapura untuk membuka perbatasan dengan Batam.
“Melihat data lagi mereka (Singapura) tidak ragu-ragu lagi. Mereka harus punya keyakinan. Kita saja masuk ke sebelah (Singapura) kan takut juga,” kata Rudi.
Tim survey herd immunity yang akan bekerja tersebut berasal dari Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pakar Epidemiologi Batam Dr Ibrahim yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Batam (Uniba), pihak Laboratorium Prodia dan Dinas Kesehatan.


