TERASBATAM.ID: Bakamla RI bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Australian Border Force (ABF) kembali mempersiapkan Patroli Terkoordinasi “Operasi Gannet-8”.
Kegiatan persiapan ini dilakukan melalui Lokakarya yang diadakan di Jakarta pada Rabu (08/05/2024). Sebanyak 12 personel Bakamla RI, 10 personel PSDKP, dan 8 personel ABF mengikuti lokakarya ini.
Lokakarya dibuka dengan sambutan dari Deputy Commander Maritime Border Command (MBC) ABF Neil Horne, Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma Bakamla Basri Mustari, dan perwakilan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kapten Samuel Sandi.
Pada lokakarya ini, Prof. Stuart Kaye dan Mr. Chris Rahman dari Australian National Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS) menyampaikan materi tentang UNCLOS, kewenangan negara bendera, dan pengejaran seketika (Hot Pursuit) dalam kebijakan operasi penegakan hukum.
Selanjutnya, para peserta mengikuti Diskusi Grup untuk membahas skenario tema dan peristiwa yang sering terjadi dalam Operasi Gannet-8. Skenario pertama mengambil tema IUU Fishing dan Shared Jurisdiction (Yurisdiksi Bersama), sedangkan skenario kedua tentang IUU Fishing dan Mothership Transhipment/Pemindahan muatan dari Kapal Kecil ke Kapal Induk.
Operasi Gannet-8 merupakan Patroli Terkoordinasi yang rutin diadakan oleh Bakamla RI, KKP, dan ABF. Patroli ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan keselamatan maritim di wilayah perairan perbatasan kedua negara.