Warga Rempang Tolak Hasil Pertemuan dengan Kepala BP Batam

Tolak Relokasi dan Minta 16 Titik Kampung Tua Dipertahankan

TERASBATAM.ID: Aksi unjukrasa dari Aliansi Pemude Melayu diikuti ribuan orang terealisasi. Kedatangan massa ke Gedung Badan Pengusahaan Batam disambut oleh Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Sejumlah perwakilan masyarakat diterima dan diajak bicara, namun dua hasil pertemuan ditolak mentah-mentah oleh masyarakat yang menunggu pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam itu.

BP Batam bersama dengan perwakilan warga Rempang akan melakukan pertemuan dengan Menteri Investasi/ Kepala BKPM serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan guna menyampaikan aspirasi warga di 16 titik kampung tua. Sepakat apa tidak??,” dari atas podium tampak Koordinator Umum Dian Arlandi membacakan hasil pertemuan tersebut.

Sontak mendengar point pertama dari dua kesimpulan pertemuan, ribuan orang yang masih bertahan di depan mobil komando aksi unjukrasa berteriak TIDAK!!.

“Kedua, terhadap pengukuran tapal batas dalam rangka pelepasan hutan produksi tetap dilanjutkan dengan memberitahukan kepada perangkat RT/RW dan melibatkan warga setempat. Sepakat apa tidak?,” tanya Dian.

Massa menyambut dengan jawaban tegas Tidak sepakat dengan hasil kedua dari pertemuan tersebut. Akhirnya kedua hasil tersebut dikembalikan kepada BP Batam. Selanjutnya massa bergerak ke Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) yang berada di depan Gedung Graha Kepri.

Massa akhirnya berangsur-angsur  membubarkan diri tetapi tanpa kesepakatan.

Ribuan massa sejak pagi hari bergerak dan berkumpul di sekitar Batam Centre, Rabu (23/08/2023) dan berpusat di Bundaran depan Kantor Badan Pengusahaan Batam. Massa seperti mengepung Gedung berlantai 8 itu sambil bergema suara-suara meminta Kepala BP Batam Muhammad Rudi turun.

Aliansi Pemude Melayu sejak Senin (21/08/2023) telah menyampaikan akan menggelar unjukrasa pada Rabu, 23 Agustus 2023 mendatang di Kantor Badan Pengusahaan Batam, salah satu tuntutan mereka minta Lembaga tersebut dibubarkan. Aksi unjukrasa pemuda melayu ini merupakan rangkaian dari upaya warga di Pulau Rempang untuk menolak relokasi terkait rencana investasi PT Makmur Elok Graha (MEG) milik taipan nasional Tomy Winata.

Dalam surat pemberitahuan aksi unjukrasa yang ditujukan kepada Kapolresta Barelang tertanggal 19 Agustus 2023 itu disebutkan bahwa mass aksi yang akan mengikuti unjukrasa tersebut sebanyak 4.000 orang. Titik kumpul di alun-alun Engku Putri.

Surat tersebut ditandatangi oleh Koordinator Umum Dian Arlandi dan Koordinator Aksi Mulyadi, para peserta aksi unjukrasa akan menggunakan dress code hitam dan baju melayu.

Pada saat digelarnya aksi penghadangan tim gabungan di jembatan 4 Barelang, Senin (21/08/2023)  Dian Arlandi kepada massa yang hadir disana menyampaikan tentang rencana aksi unjukrasa yang akan digelar tersebut.

“Nama saya Dian dari Bagan, saya coordinator umum aliansi pemude melayu Provinsi Kepri, tanggal 23 kita akan berunjukrasa, kita berkumpul di Stadion Tumenggung Abdul Jamal, kawan-kawan yang berada di Belakangpadang, Nongsa dan sebagainya menunggu disana.

‘Gaungan melayu mesti disampaikan, kalau 16 kampung tue berhasil direlokasi, maka habislah keberadaan melayu,” kata Dian.

Dian mengatakan, bahwa dirinya tidak bermaksud memprovokasi namun sekedar mengingatkan kepada para pemuda agar menjaga keberadaan kampung asal-muasal mereka.

“tetapi saya ingatkan untuk menjaga kampung kita, orang melayu tidak pernah menghambat investasi, sepanjang investasi itu tidak melakukan relokasi. Kami ingin solusi terbaik,” kata Dian.