TERASBATAM.ID – Komunitas politik dan masyarakat Aceh di Kepulauan Riau (Kepri) kehilangan salah satu tokoh sentralnya. Teuku Jayadi Noer (67), Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Provinsi Kepri dan sosok kunci pendiri Perkumpulan Masyarakat Aceh (Permasa) Kota Batam, meninggal dunia pada Minggu (19/10/2025) sekitar pukul 08.00 pagi di Rumah Sakit Ananda, Bekasi.
Kabar duka ini dikonfirmasi oleh sahabat sekaligus teman diskusi almarhum, Saibansah Dardani, yang merupakan wartawan senior dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepri.
“Beliau sudah dirawat di rumah sakit hampir satu bulan. Hari ini kami mendapat kabar duka. Semoga almarhum diampuni dosa-dosanya dan khusnul khatimah,” kata Saibansah.
Teuku Jayadi Noer dikenal sebagai tokoh multitalenta yang memiliki rekam jejak profesional mumpuni sebelum berkiprah di Batam. Pria asal Kuta Blang, Lhokseumawe (sebelumnya bagian dari Aceh Utara) ini, pernah lama bekerja secara profesional di Mobile Oil, perusahaan minyak dunia asal Amerika Serikat.
Setelah bermukim di Batam, almarhum tidak hanya aktif dalam organisasi kedaerahan. Ia adalah salah satu pendiri Permasa, perkumpulan yang telah berkiprah selama 25 tahun di Batam. Dalam dunia politik, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Provinsi Kepri.
Selain itu, Jayadi Noer dikenal sebagai penjaga nalar kritik melalui tulisan-tulisannya. Melalui lembaga kajiannya, ia secara produktif menulis opini mengenai masalah sosial dan politik di Batam, Kepri, bahkan isu nasional, yang sering diterbitkan oleh Harian Batam Pos.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang filosofis namun pragmatis dalam memandang masalah. Saibansah Dardani mengenang sebuah petuah dari sahabatnya tersebut: “Memandang ke satu titik, tetapi bergerak ke arah tertentu,” sebuah kalimat yang ia sampaikan suatu sore sambil menyeruput kopi khas Gayo.
Rumah duka berada di Jalan Paseban Timur Gang 10 RT 016 RW 03 No. 6, Salemba, Jakarta, dan rencananya jenazah akan dikebumikan hari ini, Minggu (19/10/2025).
Wafatnya Teuku Jayadi Noer meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar masyarakat Aceh di Kepri dan dunia pers yang kerap menjadi wadah bagi ide-ide dan kritiknya.


