TerasBatam.id: Sejak tanggal 27 September 2021 lalu tarif angkutan umum Trans Batam yang dikelola oleh pemerintah naik hingga 50 persen dari tarif sebelumya. Kenaikan tersebut menurut Walikota Batam Muhammad Rudi terpaksa dilakukan karena subsidi yang diberikan pemerintah kota Batam kepada Trans Batam sudah terlalu besar.
Petugas Ticketing Trans Batam di Halte Tiban Sulis kepada www.terasbatam.id mengatakan, Jumat (01/10/2021), sejak tanggal 27 September 2021 lalu terjadi penyesuaian tarif trans Batam yang baru, untuk umum ditetapkan sebesar Rp 6.000 sedangkan untuk pelajar sebesar Rp 3.000 dengan system pembayaran tunai, sedangkan dengan menggunakan aplikasi atau Kartu Brizzi (kartu debit BRI) untuk umum sebesar Rp 5.000 dan pelajar sebesar Rp 2.500.
“Kenaikan sebenarnya sudah harus dilakukan pada Juli lalu, tetapi baru diterapkan saat ini,” kata Sulis.
Menurut Sulis, sosialisasi kenaikan tarif sebesar 50 persen dari tarif sebelumnya itu dilakukan sejak sebulan yang lalu sehingga hanya segelintir masyarakat saja yang sempat menyampaikan komplainnya kepada petugas atas kenaikan yang terjadi.
“Ada yang mengeluh, jumlahnya beberapa persen saja sih, rata-rata sudah paham karena sudah sosiaslisasi,” kata Sulis.
Sebelumnya tarif trans Batam untuk umum sebesar Rp 4.000 dan pelajar sebesar Rp 2.000, kenaikan tersebut dinilai memberatkan ditengah kondisi ekonomi di saat pandemic seperti saat ini.
Tukiyem, salah seorang warga Patam Lestari mengaku terkejut dengan kenaikan tarif trans Batam yang biasa mengantarkan dirinya ke Kawasan Batam Centre.
“Saya beralih dari naik sepeda motor ke Trans Batam untuk irit, tetapi kalau sampai diatas Rp 10 ribu setiap jalan dari rumah ini sangat memberatkan,” kata Tukiyem.
Sementara itu Walikota Batam Muhammad Rudi mengatakan, bahwa tarif trans Batam itu sebetulnya tidak naik, namun karena subsidinya terlalu besar yang harus ditanggung oleh Pemko Batam maka pihaknya tidak ingin subsidi tersebut terus membesar.
“subsidinya sudah terlalu besar, bahan bakar bergeser terus keatas, sementara ongkos dari dulu segitu saja, artinya kalau ada kenaikan harga BBM dan operasional kita tambah subsidinya, intinya kita tidak mau nambah subsidi lagi,” kata Rudi yang ditemui di Kampus Universitas Batam (Uniba).
Menurut Rudi, jika pihaknya tidak melakukan penyesuaian tarif maka akan menjadi beban karena terlalu besarnya biaya subsidi yang harus ditanggung ditengah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam yang menurun ditengah Pandemic Covid-19.
“tetapi kita lihat perkembangan di lapanganlah,” kata Rudi.
Rudi juga mengatakan, disatu sisi kenaikan tarif tersebut diharapkan menyebabkan pergeseran karena alasan Covid-19 ini orang berkurang menggunakan busway.
“kalau boleh mengurangi pergerakan manusia, sampai covid-19 selesai. Saya tidak tahu jumlah kenaikan tarif trans Batam itu berapa, nanti tanya sama kadishub,” kata Rudi.


