Pemerintah Akan Tutup Pelabuhan Kontainer dan Kargo Batu Ampar

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau lahan milik PT Persero Batam (Badan Usaha Milik Negara) di Tanjung Pinggir, Sekupang seluas 94 hektare, Senin (24/01/2022) (Photo: Wineke Esmeralda)

Terasbatam.id: Pemerintah akan membangun pelabuhan baru berkonsep Green Smart di Tanjung Pinggir, Batam, Kepulauan Riau dengan luas 330 hektare dan direncanakan mulai beroperasi secara penuh pada tahun 2024. Pelabuhan Kontainer dan Kargo Batu Ampar akan ditutup dan dialihkan fungsinya sebagai pelabuhan roro dan penumpang umum.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau lahan milik PT Persero Batam (Badan Usaha Milik Negara) di Tanjung Pinggir, Sekupang seluas 94 hektare, Senin (24/01). Lahan tersebut akan dijadikan Pelabuhan Kargo, Kontainer, Liquid Bulk, Bulk Carrier Internasional dengan konsep Green Smart Sea Port.

“Kita merencanakan ini sebenarnya sejak lama, tetapi karena Covid-19 tertunda, setelah covid selesai kita ingin pelabuhan kita efesien,” kata Luhut dalam pernyataan persnya bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi oleh Kepala BP Batam yang juga Walikota Batam Muhammad Rudi.

Menurut Luhut, jika pelabuhan di Tanjung Pinggir ini selesai pada tahun 2024, maka Pelabuhan Batu Ampar yang selama ini dikenal sebagai pelabuhan pertama yang juga pusat pelabuhan container dan cargo di Batam akan ditutup, sehingga seluruhnya akan terpusat di pelabuhan baru.

“Pelabuhan ini akan lebih besar dari Tanjung Periok, betul betul jadi,” kata Luhut.

Dua Menteri yang berkunjung tersebut didampingi sejumlah pejabat, antara lain Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim Laksamana TNI (Purn) Marsetio yang juga Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Staf Khusus Bidang Hukum Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Lambok V Nahattands.

“Di Batam ini kita bikin hanya ada dua pelabuhan, yang lain ditutup dalam dua tahun ini, satu ini, kita cari satu lagi mana, apakah kita pakai Kabil untuk keperluan sendiri dan dalam negeri, nanti kita tentukan,” kata Luhut.

Namun soal penutupan Pelabuhan Batu Ampar kemudian diluruskan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bahwa pelabuhan Batu Ampar akan dialihkan fungsinya sebagai pelabuhan Roro dan penumpang umum untuk Kapal milik Pelni.

“kita kawal prosesnya cepat. Tidak mesti jika pemerintah yang bangun itu harus dalam masa 5 tahun, kita harapkan sebelum 2024 pelabuhan ini sudah beroperasi,” kata Budi tegas.

Secara teknis, luas daratan tanah milik PT Persero Batam itu memiliki luas 94 hektare, kemudian dilanjutkan penambahan dengan proses reklamasi sehingga luasnya akan menjadi 330 hektare, dengan kedalaman laut di depannya 40 meter telah cukup memadai untuk kedalaman kapal super tanker sekalipun.

Sementara itu Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Persero Batam (BUMN) Djuheri mengatakan, pembangunan pelabuhan baru di Batam sudah dirancang sejak setahun yang lalu atas inisiasi Kemenko Maritim dan Inevstasi karena pelabuhan Batu Ampar sudah tidak bisa lagi dikembangkan.

“Kita ikut ambil bagian pengembangan, ini lahan 105 hekatre ini milik kita. Sebelumnya Kawasan wisata, agar teroptimal, kita berpikir untuk merubah peruntukan yang lebih optimal yaitu membangun pelabuhan yang besar dengan lahan yang luas,” kata Djuheri.

Menurut Djuheri, secara geografis jarak antara lokasi pelabuhan dengan pelabuhan di Singapura sejauh 25 kilometer, Gedung-gedung pencakar langit di Singapura, seperti Marina Bay Sand (MBS) juga terlihat jelas dari lokasi pelabuhan.

“ini masih inisiasi, akan ada kajian, kemudian perizinan yang diselesaikan, jika sudah clear segera ada kegiatan fisik,” kata Djuheri.

BP Batam sendiri selama ini diketahui di berbagai forum secara resmi maupun melalui iklan di berbagai media telah menyatakan akan mengembangkan pelabuhan Batu Ampar sebagai Container Port kelas dunia yang diproyeksi akan bersaing dengan Tanjung Pelepas di Malaysia dan Pelabuhan Singapura.

“Soal pelabuhan Batu Ampar kita tunggu sikap pemerintah saja,” kata Djuheri.

Sementara itu Direktur Pelabuhan Badan Pengusahan Batam (BP Batam) Dendi Gustinandar yang selama ini masih terus berupaya mengundang investor asing untuk mengembangkan Pelabuhan Kargo Batu Ampar mengaku tidak mengetahui persis rencana terbaru dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi itu.

“hari ini kita menjadi undangan, kita dengar pernyataan pak Menteri sajalah, dan tanyakan ke pak Menteri saja,” kata Dendi sambil berlalu pergi. (FP)