Pembangunan Pelabuhan di Tanjung Pinggir Inisiasi Kemenko Marvest, BP Batam Tidak Tahu

Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Persero Batam Djuhaery (Photo: Wineke Esmeralda)

Terasbatam.id: Wajah Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Persero Batam Djuhaery terlihat sumringah, suara tawa terdengar terus mengalir dari bibirnya, sementara Wakil Kepala Badan Pengusahaan Batam Purwiyanto yang berbincang dengannya hanya tersenyum kecil. Tidak jelas apa yang mereka obrolkan di bawah pohon rindang di Tanjung Pinggir, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Senin (24/01/2022).

Perbincangan antara keduanya terjadi beberapa saat menjelang kedatangan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Letjen TNI Purn Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi untuk meninjau lahan milik PT Persero Batam yang akan dijadikan pelabuhan dengan konsep Green Smart Sea Port.

Saat didekati www.terasbatam.id Wakil Kepala BP Purwiyanto mengaku tidak mengetahui soal rencana pembangunan pelabuhan oleh Pemerintah di lahan tersebut.

“saya tidak tahu silakan ke Persero Batam saja, beliau ini Direktur Utama nya,” kata Purwiyanto sambil menunjuk Djuhaery yang tidak jauh dari posisinya berdiri.

Purwiyanto saat ditanya soal status PT Persero Batam dengan BP Batam hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali.

“PT Persero Batam itu BUMN (Badan Usaha Milik Negara),” kata Purwiyanto.

Selanjutnya Djuhaery dengan senang hati bercerita soal strategic planning PT Persero Batam yang kini dibawah kendalinya. Anak buah Eric Tohir tersebut memaparkan bagaimana PT Persero Batam banting stir terhadap lahan seluas 105 hektare yang semula sebagai tempat wisata kini diproyeksi sebagai pelabuhan.

“Direncanakan sebenarnya sebagai pelabuhan baru setahun ini, ada inisiasi jadi pelabuhan dengan pertimbangan tidak cukup hanya di Batu Ampar, tetapi dibutuhkan pelabuhan baru dengan lokasi strategis berhadap dengan laut internasional,” kata Djuhaery.

Menurut Djuhaery, pemerintah sekarang ini akan menjadikan lahan milik PT Persero Batam itu sebagai pelabuhan internasional, kunjungan Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan dan Menhub Budi Karya Sumadi dalam rangka mewujudkan rencana tersebut.

“Kunjungan pak menteri dalam rangka itu. Soal Batu Ampar Itu nanti pemerintah yang akan menetapkan lebih lanjut,” kata Djuhaery yang selama ini menjabat Direktur Bisnis PT Persero Batam, namun karena Direktur Utama telah pindah maka posisi Direktur Utama ditugaskan kepada dirinya.

Menurut Djuhaery, membangun pelabuhan di Kawasan tersebut merupakan Strategic Planning PT Persero Batam dengan dukungan pemerintah Pusat.

“Jadi dengan pemerintah pusat menetapkan ini sebagai pelabuhan yang kita welcome saja,” katanya.

Menurutnya, saat ini masih berupa inisiasi dari Kemenko Marvest dan akan dilanjutkan dengan kajian dan perizinan, jika tahapan tersebut telah rampung maka akan dilanjutkan dengan pembangunan fisik yang rencananya akan selesai pada tahun 2024.

“Tentunya nanti ada kajian-kajian, akan ada perizinan yang diselesaikan, jika sudah clear ya sudah baru akan ada kegiatan fisik untuk pembangunan pelabuhan,” kata Djuhaery.

Sebelumnya Kawasan tersebut berupa tempat wisata, namun karena kondisi ekonomi menyebabkan lahan tersebut kurang teroptimasi dengan maksimal.

“kita berpikir untuk merubah peruntukan yang lebih optimal lagi,” kata Djuhaery.

Sementara itu Direktur Pelabuhan Badan Pengusahan Batam (BP Batam) Dendi Gustinandar yang hadir di lokasi kunjungan dua Menteri tersebut mengaku tidak mengetahui persis rencana terbaru dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi itu.

“hari ini kita menjadi undangan, kita dengar pernyataan pak Menteri sajalah, dan tanyakan ke pak Menteri saja,” kata Dendi sambil berlalu pergi.

“Di Batam ini kita bikin hanya ada dua pelabuhan, yang lain ditutup dalam dua tahun ini, satu ini, kita cari satu lagi mana, apakah kita pakai Kabil untuk keperluan sendiri dan dalam negeri, nanti kita tentukan,” kata Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan dalam pernyataan pers.

Menurut Luhut, jika pelabuhan di Tanjung Pinggir ini selesai, maka Pelabuhan Batu Ampar yang selama ini dikenal sebagai pelabuhan pertama yang juga pusat pelabuhan container dan cargo di Batam akan ditutup, sehingga seluruhnya akan terpusat di pelabuhan baru.

“Pelabuhan ini akan lebih besar dari Tanjung Periok, betul betul jadi,” kata Luhut. (FP)