BerandaProfilMenelusuri Jejak-Jejak Tan Sri P Ramlee di Georgetown

Menelusuri Jejak-Jejak Tan Sri P Ramlee di Georgetown

Diterbitkan pada

spot_img

TERASBATAM.id: Tidak butuh waktu lama untuk menemukan rumah Tan Sri P Ramlee yang berada di Jalan P Ramlee di Georgetown, Penang, Malaysia. Legenda Perfilman Melayu dari Malaysia itu seperti tetap hidup di hati penggemarnya, walaupun sudah wafat lebih dari setengah abad, 52 tahun silam tetapi rumah masa kecil P Ramlee masih sering didatangi oleh penggemarnya, tidak saja dari Malaysia, namun juga dari Indonesia dan negara-negara lainnya.

Bagian Dapur dan peralatan yang masih tersimpan dengan baik.

Kondisi Rumah Tan Sri P Ramlee itu sangat terawat dan ditata sebagai Museum dan dikelolah oleh Akrib Negara Malaysia. Basikal (Sepeda), Kapal Boat Kayu milik ayah P Ramlee, Teuku Nyak Puteh bin Teuku Karim (Pain) masih terdapat disana. Sejumlah peralatan pribadi keluarga P Ramlee, seperti peralatan makan, Kasur dan peti besi tempat menyimpan pakaian juga terjaga dengan baik., sebagian besar masih asli juga dapat dinikmati pengunjungnya.

Rumah kelahiran P Ramlee yang beralamat di Jalan P Ramlee No 4A dulunya merupakan jalan yang dikenal sebagai Caunterhall Road, dinamai P. Ramlee sebagai penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa besar terhadap industri film Melayu. Nama jalan ini diubah setelah beliau meninggal dunia pada 29 Mei 1973 dalam usia 44 tahun.

Bagian atas merupakan kondisi rumah saat ini, sedangkan photo dibawah merupakan photo rumah saat sebelumnya.

Pak Chik Guard, atau security Museum Arkib P Ramlee di Georgetown akan menemui setiap pengunjung disana dengan ramah. Bahkan karena pernah bertemu langsung dengan P Ramlee saat berusia 5 tahun, Pak Chik Guard yang berkulit gelap ini dengan khatam akan bercerita tentang sosok artis legendaris itu dengan apik.

BACA JUGA:  Nakhoda Baru PAN Kepri Bidik Anak Muda, Siapkan Konsolidasi Inklusif

“Kakek saya berteman dengan Arwah  (Almarhum) Teuku Nyak Puteh, ayah saya berteman dengan P Ramlee, mereka satu Angkatan sekolah. Saat dulu ada acara kenduri di Rumah kami, P Ramlee datang dari Singapura, saya pun ditunjukkan oleh ayah saya bahwa itu P Ramlee, artis terkenal,” kata Pak Chik sambil menunjukkan rumahnya yang tidak jauh dari tempat kami.

Pak Chik yang mengaku baru 5 tahun bertugas sebagai Security Guard di Museum Arkib Negara Malaysia itu mengaku sangat paham situasi perkampungan di sekitar rumah P Ramlee itu. Bahkan layaknya seorang tour guide, Pak Chik ini dengan hapal menceritanya semua latar belakang film yang dilakonkan dan diproduksi oleh P Ramlee.

“Seperti kisah seorang ayah yang buta, itu adalah kisah tentang ayah P Ramlee yang menangis selama dua tahun karena tak mengizinkan P Ramlee untuk berlakon. Ayahnya menentang keras keinginan P Ramlee jadi artis. Tetapi P Ramlee diam-diam pergi ke Singapura untuk memenuhi tawaran main Film, dan selama dua tahun pula ayah P Ramlee menangis yang menyebabkan kebutaan,” kata Pak Chik, Jumat (03/01/2025) lalu.

Teuku Nyak Puteh bin Teuku Karim merupakan pria keturunan bangsawan Aceh yang bergelar Teuku, asal dari Desa Cunda, Lhokseumawe, dahulunya bagian dari Aceh Utara. Teuku Nyak Puteh berlayar ke Pulau Pinang pada 18 Desember 1923 atau saat dirinya berusia 21 tahun, dengan kapal kayu berukuran kecil, kapal tersebut hingga kini terpajang di bagian rumah P Ramlee, dan dalam beberapa film produksinya P Ramlee menggunakan kapal boat kayu itu sebagai salah satu propertinya.

BACA JUGA:  Manahan MP Sitompul: Dari Flight Service Officer ke Duta Besar
Teuku Nyak Puteh bin Teuku Karim.

Sesampai di Pulau Pinang, Nyak Puteh bertemu dengan Che Mah binti Hussain yang berusia dua tahun lebih muda darinya. Ketika itu Che Mah seorang janda dengan seorang anak pria. Nyak Puteh menikahi Che Mah pada 1925 dan lahirnya P Ramlee pada 22 Maret 1929 di rumah yang kini dijadikan Museum.

Secara resmi rumah kelahiran dan masa kecil P Ramlee di Pulau Penang dijadikan museum pada 13 Desember 1991 oleh Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Pelancongan Malaysia, Yang Berhormat Dato’ Sabbaruddin Chik.

Nyak Puteh wafat pada 1955 dalam usia 53 tahun, sedangkan Che Mah meninggal pada tahun 1967 ketika berusia 63 tahun.

“Allahyarham P Ramlee sangat dermawan, suatu hari saat duduk di depan rumahnya di Singapura dia melihat anak-anak yatim berjalan, kemudian memanggilnya dan menanyakan tinggal dimana? kemudian dijawab bahwa mereka tidak punya rumah, kemudian Allahyarham memanggil Saloma dan anak-anaknya untuk meninggalkan rumah itu, kemudian menjadikannya rumah yatim piatu,” kata Pak Chik Guard tadi.

Bangunan Sekolah P Ramlee di Jalan Timah

Tan Sri P Ramlee

Di pusat kota Georgetown yang bertebaran tempat-tempat makan enak, terutama di dekat Gedung Komtar, salah satu Gedung pencakar langit di Malaysia, terdapat jalan Timah yang menjadi salah satu jalan penghubung antara pemukiman tua di daerah sana. Sekolah Kebangsaan Tan Sri P Ramlee masih berdiri kokoh disana.

BACA JUGA:  Hendropriyono: Sang Profesor Intelijen, dari Medan Tempur hingga Kampus

Tulisan dan photo wajah P Ramlee terpampang jelas di depan sekolah tersebut, ruang belajar Ketika P Ramlee menuntut ilmu juga masih dipertahankan dan berfungsi untuk tempat anak-anak disabilitas belajar disana. Sekolah Kebangsaan ini juga berfungsi untuk tempat belajar anak-anak disabilitas sebagaimana yang disampaikan oleh pihak sekolah Ketika ditemui www.terasbatam.id.

Lokasi sekolah ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari kediaman P Ramlee, mungkin Ketika itu antara bangunan sekolah dengan P Ramlee masih dapat dilihat dengan mata, namun kini bangunan pencakar langit yang memenuhi kota Georgetown cukup sulit untuk dapat melihat secara jelas antara satu kampung ke kampung lainnya.

Georgetown yang dikenal sebagai satu bandar raya pertama di Malaysia kini dikenal sebagai salah satu destinasi pariwisata di Malaysia, track record rumah sakit di kota ini juga mengantarkan kota Penang sebagai salah satu pusat perubatan bagi orang-orang berduit di Asia Tenggara.

Bagi orang Indonesia, Kota Penang sudah lama menjadi rujukan untuk mengobati berbagai penyakit, pertimbangan biaya, track record dokter dan harga obat-obatan merupakan pertimbangan utama bagi orang Indonesia datang ke Penang.

Namun dibalik itu semua, Kota Penang juga dikenal sebagai tempat lahirnya artis besar kebanggaan orang Melayu, P Ramlee. Jadi jika ingin meresapi Langkah-langkah P Ramlee di kota ini, cukup dengan biaya tidak kurang dari RM 20 atau sektar Rp 70 ribu saja untuk biaya taksi dan sekedar membeli “air suam”. Selamat menikmati!!

Latest articles

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...

Razia Gabungan: Kendaraan Luar Batam, Pajak Mati Langsung Disikat!

Jelang Nataru, Pemkot Batam bersama Dishub, Samsat, dan Polresta Barelang gelar penertiban besar-besaran. Target...

More like this

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...