TERASBATAM.ID – Debur ombak Selat Singapura berirama lembut, menyambut kedatangan di Kepri Seafood. Restoran megah yang menancapkan diri di ujung Jembatan Tiga Setokok, Batam, ini bukan sekadar pengisi perut, melainkan sebuah pengalaman. Di balik ramainya lalu lalang pengunjung, berdiri sosok Akuang, nahkoda kuliner yang telah malang melintang di bahtera rasa kuliner laut Batam, jauh sebelum Kepri Seafood berlayar, lewat legenda Restoran Golden Fish di Jembatan Dua.
Senyum hangat menyambut, mengawali kisah tentang bagaimana Kepri Seafood menjejakkan kaki di peta kuliner Batam.

“Begini, ya,” jawab Akuang, pandangannya menerawang, seolah mengulang adegan demi adegan proses kreatifnya. “Konsepnya ini murni untuk memikat wisatawan. Kami rancang dengan sentuhan yang berbeda, ornamen bahari yang kuat, dan ruang terbuka yang luas. Jadi, tamu yang datang bukan hanya untuk menikmati hidangan laut segar, tapi juga bisa berfoto, bersantai, dan merasakan kenyamanan suasana yang lapang.”
Nama “Kepri Seafood” pun bukan sekadar etalase. Terpatri visi besar untuk memuliakan kekayaan bahari seluruh Kepulauan Riau. “Kenapa Kepri Seafood? Karena kami ingin nama-nama dari berbagai penjuru Kepri, seperti Natuna, Lingga, Moro, itu hadir dalam identitas kami. Jadi, semangatnya memang dari sana,” tutur Akuang, dengan nada bersemangat.
Siapa sangka, gagasan brilian ini justru tumbuh subur di tengah badai pandemi COVID-19.
“Konsep pembangunannya sejak 2018. Baru beroperasi penuh di 2022. Sekitar tiga tahun prosesnya. Desember 2021 kami melakukan pre-opening,” kenangnya.

Hamparan lahan seluas hampir 20 hektare menjadi kanvas bagi mimpi Akuang. “Namun, yang baru kami bangun untuk restoran dan area parkir sekitar satu hektare. Sisanya, kami membuka diri untuk kolaborasi dengan para investor yang memiliki visi yang sama untuk mengembangkan potensi wisata lainnya di sini. Diskusi ke arah sana terus berjalan,” ungkapnya, menyimpan harapan akan perluasan cakrawala Kepri Seafood.

Dengan keluasan area itu, daya tampung restoran ini pun mencengangkan, mencapai 1.500 kursi. Lebih dari sekadar surga kuliner, Kepri Seafood juga kerap menjadi panggung bagi beragam acara, mulai dari kegiatan KPU (Komisi Pemilihan Umum) hingga perayaan pernikahan, dan tentu saja, menjadi destinasi favorit wisatawan mancanegara, terutama dari Malaysia dan Singapura.
Akuang menuturkan, para pelancong asing itu terkesan dengan pesatnya pembangunan infrastruktur di Batam. “Mereka sangat memperhatikan perubahan jalan yang lebar dan tertata rapi. Itu menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi mereka,” ujarnya.
Namun, ada satu ciri khas Kepri Seafood yang takkan dijumpai di tempat lain: empat unit bus yang disulap menjadi ruang makan unik. “Ini ide spontan untuk memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung,” kata Akuang sambil tersenyum.

Menatap masa depan, Akuang menyimpan mimpi yang lebih besar dan berani. Ia ingin menghadirkan sebuah pesawat Hercules yang diposisikan di bibir pantai, bertransformasi menjadi restoran dengan konsep “menyantap di tiga alam”. “Dengan pesawat di tepi pantai, pengunjung bisa merasakan sensasi makan dengan latar laut, darat, dan udara sekaligus. Ini akan menjadi simbol unik bagi Kepri Seafood,” ungkapnya, penuh visi.
Di balik kesederhanaannya, Akuang adalah perwujudan kegigihan dalam mewujudkan mimpi. Kepri Seafood bukan sekadar tempat makan, melainkan representasi visi seorang Akuang untuk menjadikan Batam sebagai destinasi wisata bahari yang tak hanya memanjakan lidah, namun juga menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.


