TERASBATAM.id – Ancaman kejahatan lintas negara kian hari kian canggih dan terorganisasi, membuat aparat kepolisian tak tinggal diam. Polda Kepulauan Riau (Kepri) dan Divisi Hubungan Internasional (Divhubinter) Polri sepakat untuk “gandeng tangan” alias memperkuat sinergi dan koordinasi. Langkah konkret ini ditandai dengan kunjungan kehormatan (Courtesy Call) Divhubinter ke Mapolda Kepri, Senin (21/4/2025), sebagai bentuk komitmen bersama dalam menghadapi tantangan kejahatan transnasional di wilayah perbatasan.
Pertemuan strategis yang berlangsung di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Polda Kepri ini menjadi wadah untuk membangun kerja sama lintas batas yang lebih solid. Wakapolda Kepri Brigjen Anom Wibowo bersama jajaran pejabat utama Polda Kepri menyambut langsung Karomisinter Divhubinter Polri Brigjen Yaya Ahmudiarto beserta rombongan.
Dalam sambutannya, Wakapolda Anom Wibowo menegaskan betapa rentannya wilayah Kepri yang berbatasan langsung dengan negara tetangga terhadap berbagai bentuk kejahatan lintas negara. Mulai dari penyelundupan barang haram hingga perdagangan manusia menjadi ancaman nyata. Oleh karena itu, program Border Transnational Crime Liaison Officer (BTNCLO) dianggap sebagai langkah krusial dalam memperkuat respons keamanan di garis depan.
“Liaison Officer adalah garda terdepan dalam mendeteksi dan merespons ancaman secara cepat dan tepat. Di era kejahatan digital dan jaringan internasional ini, pemanfaatan sistem INTERPOL I-24/7 menjadi kekuatan penting dalam sistem informasi kepolisian global,” ungkap Brigjen Anom.
Namun, jenderal bintang satu ini juga mengingatkan bahwa teknologi secanggih apa pun tak akan cukup tanpa fondasi integritas yang kuat. “Yang paling utama adalah integritas. Profesionalisme dan etika dalam bertugas menjadi benteng utama agar kewenangan tidak disalahgunakan,” tegasnya.
Sementara itu, Brigjen Yaya Ahmudiarto dari Divhubinter Polri menyampaikan bahwa kunjungan ini juga bertujuan untuk menyosialisasikan peran strategis Divhubinter Polri dalam menjawab tantangan kejahatan lintas negara, khususnya di wilayah-wilayah perbatasan seperti Kepri.
“BTNCLO adalah inisiatif langsung Kadivhubinter sebagai bentuk pembaruan peran personel perbatasan. Kami ingin mereka siap secara kapasitas dan kompetensi untuk berperan dalam dinamika keamanan global,” jelas Brigjen Yaya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peningkatan kemampuan personel melalui berbagai pelatihan teknis, ujian kompetensi bahasa Inggris, hingga kampanye Peacekeeper. “Kami tidak hanya melihat pangkat atau lama dinas, tapi fokus pada kemampuan nyata. Siapa pun yang punya kapasitas global, dialah yang kami siapkan untuk misi internasional,” imbuhnya.
Sinergi lintas institusi ini semakin diperkuat dengan paparan dari Dirpolairud Polda Kepri yang menyoroti upaya penanganan kejahatan di wilayah perairan, sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi besar pengamanan perbatasan. Diharapkan, kolaborasi erat antara Polda Kepri dan Divhubinter Polri ini mampu menjadi “benteng kokoh” yang melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan transnasional yang terus berevolusi.


