Isi Amplop Kondangan Hanya Rp 2.000, Berapa Sih Idealnya?

TERASBATAM.ID: Wajah Raden sumringah saat menceritakan bagaimana pengalaman menghitung isi amplop selepas acara syukuran seminggu lalu di rumahnya yang diberikan oleh tamu-tamu undangan. Isi amplopnya beragam, dari yang jutaan hingga hanya Rp 2.000 saja, senilai biaya satu jam parkir kendaraan roda empat.

“saya juga terkejut menerimanya, tetapi sepertinya orang dekat juga. Karena testimoni tetangga lain juga mengalami hal yang sama pada saat buat acara, bisa jadi ini orang yang sama,” kata Raden sambil tertawa-tawa.

Karena bukan seorang pejabat negara ataupun daerah, Raden Dani yang berprofesi sebagai freelance jasa percetakan atau bisa disebut sebagai seorang wiraswasta, tidak ada larangan baginya untuk menerima amplop yang sudah menjadi bagian dari budaya dalam setiap acara syukuran perkawinan, sunatan bahkan ulang tahun.

“sebenarnya kita menolak untuk menerimanya, tetapi karena banyak kenalan atau tamu-tamu yang memaksa, akhirnya ya kita terima juga. Apalagi jika yang memberikannya langsung memasukkannya ke dalam kantong,” kata Raden.

Menurut Raden, beragam isi dari amplop yang diberikan, dari yang level puluhan ribu hingga Jutaan, bahkan yang cukup membekas dalam ingatannya sebuah amplop hanya berisi uang sebesar Rp 2.000.

“Kami tertawa-tawa saat membukanya, ternyata memang benar ada yang seperti itu. Dulu pernah dengar-dengar, tetapi ternyata nyata,” kata Raden.

Menurut Raden, besaran isi amplop memang relative, dan itu tergantung pada lingkugan  serta kenalan yang menjadi bagian dari para undangan di acara itu.

“tetapi apapun dan berapapun tetap kita bersyukur kepada Allah SWT,” kata Raden dengan bijak.

Lain lagi cerita dari Silsil Martumpol yang baru selesai melaksanakan acara resepsi pernikahannya, amplop yang diberikan oleh para tetamu undangan tidak sepenuhnya menjadi hak milik dari pengantin pria maupun wanita.

“Jika dilaksanakan di rumah pria, maka pemegang isi tempat yang berisi amplop merupakan hak keluarga pria. Mereka yang berhak untuk menghitungnya dan menerimannya,” kata Silsil.

Sementara itu menurut Silsil, ada sebagian tamu khususnya yang menjadi kenalannya memberikan amplop tersebut secara langsung kepada dirinya, tidak mengisinya ke dalam tempat amplop yang tersedia di meja penerima tamu.

“nah kalau yang diterima langsung oleh saya, maka saya yang berhak membukanya dan menerimanya,” kata Silsil.

Menurut Silsil, tidak ada angka pasti isi amplop yang diterimanya, dan juga angka dominan yang diberikan tamu.

“semua isinya sangat beragam, dan angkanya juga ganjil-ganjil dan tidak lazim, mungkin itu sebagai penanda atau apa, saya juga tidak begitu tahu,” katanya sambil tersenyum kecil.

Silsil juga memastikan bahwa dirinya juga tidak mencatat berapa banyak dan dari siapa saja amplop tersebut berasal.

“setiap orang kan punya cara masing-masing ya dalam menangani masalah ini. Sebenarnya cukup pamali kata urang sunda untuk dibahas ini,” katanya.

Berapa sih isi amplop yang ideal? Tidak ada angka pasti yang dapat menjadi ukuran atau standart. Ini semua tergantung pada kondisi si pemberi amplop.