TERASBATAM.ID – Industri pertahanan Tiongkok, melalui perusahaan milik negara Norinco, telah memperkenalkan drone bunuh diri (loitering munition) berbiaya rendah, Feilong-300D, pada Pameran Udara Zhuhai 2024. Drone ini mengejutkan pasar global karena harga per unitnya yang hanya USD10.000 (sekitar Rp156 juta), jauh lebih murah dari sistem sejenis buatan Barat. Kehadiran Feilong-300D menandai pergeseran doktrin militer Beijing—dari sistem elit berteknologi tinggi menuju strategi “gerombolan” (swarm) drone murah, yang memanfaatkan kekuatan kuantitas untuk menenggelamkan pertahanan udara musuh yang jauh lebih mahal.
Feilong-300D didesain dengan filosofi sederhana namun efektif, menggunakan enjin piston dan sayap delta, yang memungkinkannya terbang hingga lebih dari 1.000 kilometer. Desain ini menempatkan drone tersebut setara dengan sistem loitering munition berkapasitas tinggi lainnya. Tiongkok mengklaim drone ini sepenuhnya bergantung pada rantai pasokan domestik, membuatnya kebal dari sanksi internasional, dan berpotensi menjadi “AK-47 di angkasa”—senjata asimetris yang meluas dan sangat mematikan apabila digunakan secara massal di wilayah konflik seperti Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan.
Pengenalan Feilong-300D memperkuat strategi “peperangan mampu milik” Tiongkok, menawarkan alternatif pertahanan berbiaya rendah kepada negara-negara sekutu, termasuk Pakistan, dan berpotensi mengubah keseimbangan taktis di Asia. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran global karena dapat menurunkan ambang batas bagi negara atau bahkan kelompok non-negara untuk melancarkan serangan militer, meningkatkan risiko eskalasi konflik regional dan global.
[sumber: https://defencesecurityasia.com]


