BerandaBatam RayaDengar Siswa SMK Dirgantara Dirantai, Gubernur Kepri Miris

Dengar Siswa SMK Dirgantara Dirantai, Gubernur Kepri Miris

Diterbitkan pada

spot_img

TerasBatam.id: Mendengar sejumlah siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dirgantara Batam dirantai dan mengalami penyiksaan, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad merasa miris dan meminta agar Lembaga pendidikan lainnya menjadikan insiden tersebut sebagai pelajaran agar tidak terjadi lagi.

Saya miris mendengar itu (dirantai-pen), tidak terawasi. Kegiatan seperti itu harus diawasi sungguh-sungguh. Insiden ini harus jadi pejalaran untuk institusi Pendidikan yang lain, mesti diawasi secara ketat. Karena itu Memperburuk citra dunia Pendidikan,” kata Ansar, Senin (22/11/2021) sebelum dirinya menaiki mobil dinasnya Toyota Prado di depan Hotel Harris Batam Centre.

Ansar menanggapi peristiwa dugaan penganiayaan siswa SMK tersebut dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak Kepolisian.

“Kalau itu biar saja berproses secara hukum, aturankan sudah ada, bagi kita jangan terjadi lagilah, kasihan,” kata Ansar.

Sedangkan terkait dengan sanksi yang akan diberikan kepada Lembaga Pendidikan tersebut, Ansar telah meminta kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kepri untuk mempelajarinya lebih lanjut.

“Kita pelajari dulu sanksinya, intinya jangan terjadi lagi, setiap yang begitu harus diawasi oleh penanggungjawabnya. Karena tidak hanya di situ terjadi. Sudah banyak terjadi di institusi yang seperti ospek (Orientasi pengenalan kampus-pen) itu, proses hukumnya kita serahkan kepada pihak berwajib,” kata Ansar.

BACA JUGA:  Sejumlah Pejabat Eselon Pemko Batam Mengeluh Pungutan Biaya Kurban

Sebelumnya disebutkan Polda Kepri telah memeriksa sejumlah korban dan saksi terkait dugaan kasus penganiayaan sejumlah siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dirgantara Batam. Penyelidikan tersebut sebagai respon cepat dari Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah Kepulauan Riau atas viralnya pemberitaan tersebut.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Kepri Kombes. Pol. Jefri Ronald Parulian Siagian, S.I.K., M.Si. pada konferensi pers di Mapolda Kepri, Jumat (19/11/2021) mengatakan, penyelidikan yang dilakukan tersebut sebagai langkah cepat Direktorat Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Riau menyikapi viral-nya pemberitaan penganiayaan sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dirgantara Kota Batam.

″Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya langkah ini merupakan bentuk respon cepat dari kami dalam menindaklanjuti pemberitaan terkait dengan adanya dugaan tindak pidana penganiayaan yang terjadi,” kata Jefri.

Jefri memastikan bahwa proses penanganan perkara akan berjalan professional dan berjalan secepatnya.

“Karena hari ini baru kita terima laporan polisinya, kita juga sudah memeriksa saksi dan korban, saya rasa jika alat bukti sudah cukup maka akan kita tingkat tahap penyelidikannya lebih lanjut,” janji Jefri.

BACA JUGA:  DPRD Batam Pertanyakan “Penolakan” Permohonan Akte Kependudukan Secara Kolektif

Kasus penganiayaan ini sedang ditangani oleh penyidik Dit Reskrimum Polda Kepri, dengan Laporan Polisi nomor : LP-B / 138 / XI / 2021 / SPKT-Kepri, Tanggal 19 November 2021. Ada lima orang korban dalam kasus yang dilaporkan ini yang pertama Inisial IN umur 17 Tahun, Inisial SA 18 tahun, RA 17 tahun, GA 17 tahun dan Inisial FA 17 tahun.

″Saat ini penyidik terus bekerja dan terus melakukan penyelidikan, dan terhitung mulai hari ini Laporan Polisi telah dibuat dan dari hasil pemeriksaan sementara para korban ini mendapatkan perlakuan kekerasan sejak kelas 1 sampai dengan korban kelas 3 dan mereka mendapatkan perlakuan kekerasan dikarenakan adanya pelanggaran yang mereka buat″. Jelas Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt S., S.IK., M.Si.

Menurut Harry, ada beberapa perlakuan kekerasan yang dialami korban seperti kekerasan Verbal, kekerasan fisik termasuk juga kekerasan dengan menggunakan rantai terhadap anak didik tersebut.

Sementara itu Pendamping dari UPTD PPA Provinsi Kepri Tetmawati Lubis mengatakan, pihaknya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Polda Kepri yang telah merespon dengan cepat kasus ini.

BACA JUGA:  50 Anggota DPRD Batam Periode 2024-2029 Dilantik

″Kasus ini sangat disayangkan sekali terjadi dan terima kasih dari Pihak Polda Kepri atas respon cepatnya dalam penanganan kasus ini cepat diselidiki,” kata Tetmawati.

Menurut Tetmawati, pihaknya dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Kepri sifatnya pendampingan terhadap korban saja dalam kasus ini.

Sementara ini polisi belum memanggil pengelolah sekolah dan  memberikan Police Line terkait lokasi penganiayaan karena tidak ingin proses kegiatan belajar mengajar terganggu akibat adanya kasus ini.

 

Latest articles

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...

Razia Gabungan: Kendaraan Luar Batam, Pajak Mati Langsung Disikat!

Jelang Nataru, Pemkot Batam bersama Dishub, Samsat, dan Polresta Barelang gelar penertiban besar-besaran. Target...

More like this

Desember Mendatang, Indonesia-AS Gelar Latihan Militer Bersama di Batam

TERASBATAM.ID - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) semakin mempererat kerja sama pertahanan strategis dengan...

Antrean Truk Sampah di TPA Mulai Terurai

TERASBATAM.ID - Pemerintah Kota Batam bergerak cepat mengatasi krisis antrean truk sampah yang memanjang...

Nataru 2025: Pelni Geser KM NGGAPULU, Tiket Diskon 20 Persen

KM Nggapulu dipindah ke rute Barat untuk antisipasi lonjakan penumpang di Batam. Stimulus nasional...