Chandra Lie Disambut Hangat Adik Prabowo Saat Groundbreaking Pabrik Timah di Batam

TERASBATAM.ID: Pengusaha asal Bangka Belitung yang juga salah satu pemilik perusahaan penerbangan Sriwijaya Air Chandra Lie disambut hangat oleh Hashim Djojohadikusomo saat peresmian peletakan batu pertama pembangunan pabrik PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA) di Kawasan Industri Tunas Prima Kabil, Jumat (10/05/2024).

Adik Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto tersebut menyebut nama temannya itu saat menyampaikan sambutan diatas panggung secara langsung.

“Saya hormati bapak Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Kapolda Kepri Irjen Pol Yan Fitri Halimansyah berserta seluruh jajarannya. Yang saya hormati Walikota Batam dan Sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi Harahap, Komandan Lantamal IV Batam atau yang mewakili, dan yang saya hormati pemilik Tunas Group Bapak Dolly, dan yang hormati teman saya Chandra Lie, bisa bergabung dengan kami disini,” kata Hashim sambil melirik Chandra Lie yang berada di meja VIP.

Chandra Lie merupakan  adik dari Hendrie Lie salah satu tersangka korupsi PT Timah Persero yang sedang ditangani oleh Kejaksaan dengan nilai korupsi sebesar Rp 271 Triliun.

Pembangunan pabrik PT Solder Tin Andalan Indonesia di Kawasan Industri Tunas Kabil, Jumat (10/05/2024) dengan nilai investasi sebesar Rp 400 miliar. Pabrik yang mengolah bahan baku timah menjadi solder ini diklaim sebagai komitmen Prabowo untuk melanjutkan program hilirisasi Presiden Jokowi.

“Program hilirisasi adalah program inti dari Program Presiden pak Jokowi. Presiden Terpilih Prabowo Subianto sudah menegaskan akan bertekad dan bersumpah bahwa program hilirasi akan dilanjutkan. Pendirian pabrik inilah adalah salah satu komitmennya,” kata Hashim.

PT Solder Tin Andalan Indonesia (STANIA), perusahaan afiliasi Arsari Tambang yang bergerak di bidang Industri Pembuatan Logam Dasar Bukan Besi dan Perdagangan Besar, akan memproduksi solder berbahan dasar timah yang memiliki bentuk bervariasi mulai dari solder wire hingga solder paste. Hashim bertindak selaku Komisaris Utama PT Arsari Tambang.

Menurut Hashim, mengapa Arsari Tambang memilih pembangunan pabrik pengolahan di Batam karena sejumlah alasan antara lain karena banyaknya perusahaan elektronik yang pindah dari China ke Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand.

“ini merupakan perkembangan yang sangat positif untuk Indonesia. Banyak perusahaan elektronik membutuhlan solder sebagai unsur pengikat atau lem untuk komponen elektronik, ini target utama pabrik dari China ke Asia Tenggara,” kata Hashim.

Sumber timah yang akan dikelolah dari bahan mentah menjadi bahan jadi itu berasal dari pertambangan timah milik Arsari Tambang di Bangka Belitung.