TERASBATAM.ID – Kota Batam kini tak hanya dikenal sebagai pusat industri dan perdagangan, namun juga tampil sebagai pelopor nasional dalam implementasi konstruksi berkelanjutan. Melalui ajang Concrete Tech Day 2025 yang berlangsung pada 15-16 Mei, Batam berhasil memamerkan transformasi nyata dalam pembangunan ramah lingkungan.
Semen Merah Putih, produsen semen terkemuka di Indonesia, menjadi motor utama perubahan ini. Forum kolaboratif tersebut mempertemukan berbagai pihak dalam industri konstruksi, mulai dari regulator pemerintah, kontraktor, hingga perusahaan beton. Perusahaan ini juga membagikan data dan pengalaman sukses Batam dalam mengadopsi Green Cementatau semen hijau.
“Pendekatan inovatif bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi kebutuhan mendesak. Dunia konstruksi tidak bisa lagi menunda transisi ke arah yang lebih berkelanjutan,” ujar General Manager Sales dan Marketing Semen Merah Putih, Oza Guswara, di sela-sela acara di Aston Hotel, Nagoya, Jumat (16/05/2025).
Oza mengungkapkan, Batam saat ini mencatatkan angka adopsi semen hidraulis yang impresif, mencapai lebih dari 90 persen pelaku industri beton. Semen hidraulis sendiri dikenal sebagai jenis semen yang lebih ramah lingkungan dibandingkan semen konvensional (OPC). Tingkat adopsi ini menjadikan Batam sebagai wilayah dengan pemanfaatan semen hijau tertinggi di Indonesia.
Concrete Tech Day 2025 tidak hanya menjadi ajang seminar teknis, tetapi juga platform pertemuan ide, teknologi, dan komitmen terhadap keberlanjutan. Oza menekankan bahwa tantangan industri konstruksi saat ini tidak hanya terbatas pada efisiensi dan daya saing, tetapi juga mencakup tanggung jawab lingkungan dan sosial.
“Kami ingin membuktikan bahwa antara performa teknis dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan. Batam membuktikan hal itu,” tegas Oza.
Lebih lanjut, Oza menjelaskan bahwa “Greenovation” menjadi kerangka strategis Semen Merah Putih dalam mendorong keberlanjutan, mencakup empat pilar utama: Proses, Produk, Sumber Daya Manusia, dan Planet. Upaya ini meliputi efisiensi energi di pabrik melalui teknologi Waste Heat Recovery System hingga edukasi berkelanjutan bagi pelaku industri melalui Mandor Pintar Institute dan forum seperti Concrete Tech Day.
Di tengah komitmen industri, Oza juga menyoroti pentingnya implementasi nyata regulasi pemerintah, seperti Permen PUPR No. 9 Tahun 2021, yang mewajibkan penggunaan material ramah lingkungan di sektor konstruksi. Namun, ia menilai bahwa regulasi yang baik perlu didukung oleh edukasi teknis dan kesiapan pasar.
Semen Merah Putih menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah dan sektor swasta dalam penyediaan produk dan edukasi lapangan. Keberhasilan Batam dalam mengadopsi Green Cement, menjalin kolaborasi erat dengan pemain beton seperti PT Perkasa Beton Batam, dan mengintegrasikan inovasi dalam proses konstruksi diharapkan dapat menjadi model inspiratif bagi daerah lain di Indonesia.
“Kami tidak hanya bicara tentang masa depan. Kami sudah mewujudkannya di Batam. Sekarang waktunya daerah lain menyusul,” pungkas Oza.
[kang ajank nurdin]


