TERASBATAM.id: Pulau Setoko, ujung utara Batam, menjadi markas Batalyon Infanteri (Yonif) 10 Marinir Satriya Bhumi Yudha (Yonif 10 Mar/SBY). Kesatuan yang diresmikan pada 17 Oktober 2014 ini lahir dari ide cemerlang Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Hari ini, Sabtu (05/10/2024) tepat Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasuki usianya yang ke-79 Tahun dan tidak lama lagi usia Yonif 10 Marinir SBY Batam akan mencapai satu dekade, prestasi dan penghargaan yang telah dirahi serta ditorehkan oleh salah satu Benteng di perbatasan ini sudah cukup Panjang.
” Batalyon ini (Yonif 10 Mar/SBY) dibentuk dengan pertimbangan strategis. Selain berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, Batam juga terletak di jalur Segitiga Emas,” jelas Letkol Mar Aris Moko, Komandan Yonif 10 Mar/SBY kepada www.terasbatam.id, Jumat (04/10/2024).
Menurut Moko, panggilan akrab Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 51 tahun 2005 ini, Yonif Marinir 10 SBY Batam terus bertransformasi dari sisi kapabilitas dan kapasitas seperti pembangunan Infrastruktur untuk meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana satuan.
“semuanya dalam rangka untuk menunjang Profesionalitas Prajurit dan Tugas Pokok Satuan. Profesionalisme Prajurit Prestasi Prajurit,” kata Moko.

Beberapa peristiwa Sejarah yang menempatkan satuan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan diantaranya, Satuan Tugas (Stagas) memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua, Jatanrasla Elang Laut/WFQR (Western Fleet Quick Response), Satgas Pengamanan Pulau Terluar NKRI serta Satgas perbantuan ke Polri dan Daerah.
Tugas Pokok berdasarkan Peraturan Panglima TNI (Perpang) No 26 Tahun 2013 dan Perskasal No 4 Tahun 2014 :
“Membina Kemampuan dan Kesiapan Operasional Yonif 10 Mar/SBY sebagai Batalyon Tim Pendarat (BTP) Cadangan Brigif 4 Mar/BS dalam Operasi Amfibi, Operasi Pertahanan Pantai di Pulau-pulau strategis serta Operasi Tempur lainnya dalam rangka mendukung Tugas Pokok Brigif 4 Mar/BS”
Adapun fungsi dan Tugas Lainnya Yonif 10 Marinir Satriya Bhumi Yudha (SBY) yaitu :

- Melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO) di Wilayah Perairan Selat Malaka dan sekitarnya dari ancaman Pembajakan, Perompakan, Trans National CrimeI dan Human Traficking serta berbagai Illegal Activity.
- Melaksanakan Bantuan Anti Teror Terbatas.
- Melaksanakan Pam VVIP
- Melaksanakan Bantuan SAR
- Melaksanakan Bantuan Penanggulangan Benca Alam
- Melaksanakan Bantuan Tugas Keamanan Dalam Negeri (Membantu Polri/Pemda)
- Melaksanakan Tugas Perdamaian Internasional
“Ancaman yang dihadapi beragam, mulai dari pelanggaran wilayah, pembajakan, perompakan, kejahatan transnasional, perdagangan manusia, hingga ancaman nirmiliter seperti ancaman ekonomi, sosial-budaya, dan politik ideologi,” kata Moko yang masuk ke Satuan Marinir karena termotivasi oleh kiprah para pendahulu Korps Marinir TNI AL di berbagai Palagan.
- Prestasi Batalyon Infanteri Marinir 10 SBY



“Batalyon ini juga mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Panglima TNI dalam menjaga Perbatasan dan Selat Malaka,” kata perwira menengah yang telah mengikuti berbagai Pendidikan dan Pelatihan khusus di Dalam dan Luar Negeri.
Letkol Aris Moko: Marinir Itu Takdir
“Cita-cita saya dulu sederhana saja, ingin sekolah gratis dan langsung kerja,” kenang Letkol Mar Aris Moko.
Terlahir dari keluarga sederhana dengan ayah seorang guru SD dan lima anak, Letkol Aris kecil sering mendengarkan kisah perjuangan kakeknya, seorang veteran ’45. Jiwa patriotisme sang kakek menancap kuat dalam dirinya, membawanya bergabung dengan Korps Marinir.
“Kiprah para pendahulu Korps Marinir di berbagai palagan sangat membanggakan. Saat negara memanggil, Korps Marinir selalu siap,” tegasnya.
Bagi Letkol Moko, menjadi Marinir adalah takdir yang membanggakan. Ia menjalani tugasnya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
“Hidup harus senantiasa bermanfaat. Sebagai manusia, tugas pokok kita adalah beribadah kepada Tuhan YME,” ujarnya.

Dalam memimpin, Letkol Moko mengadopsi gaya kepemimpinan Jenderal Soedirman: “Tempat terbaik saya berada di tengah-tengah prajurit.” Ia selalu berusaha menciptakan suasana kekeluargaan yang penuh kegembiraan di Yonif 10 Mar/SBY.
“Saya ingin menjadikan prajurit yang militan, namun tetap mengutamakan kebahagiaan keluarga,” jelasnya.
Letkol Moko berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah, di kota tersebut dirinya menyelesaikan Pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Umum (SMU) tepatnya di SMUN 2 Purwokerto.
Selanjutnya Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 51 tahun 2005 meneruskan spesialisasi di Detasemen Jalamangkara (Denjaka), satuan elite TNI AL. Detasemen Jalamangkara adalah sebuah detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Komando Pasukan Katak dan Batalyon Intai Amfibi Marinir TNI-AL. Bahkan disebutkan di sejumlah referensi, kemampuan satu personel Denjaka setara dengan 120 prajurit TNI biasa.

- Program Untuk Masyarakat Dalam Rangka Mendukung Pemerintah Daerah dan Satuan Atas






